Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bulog Ikut Kesulitan Menjual

“Jadi yang melakukan pembelian itu Bulog pusat, sementara Divre Jatim ditunjuk untuk mengambil barang dari PG Krebet.

zoom-in Bulog Ikut Kesulitan Menjual
Pabrik gula Madukismo 

Untuk memudahkan penjualan, Bulog Divre Jatim terpaksa berinovasi dengan cara diecer. Gula yang tersisa dikemas dalam plastik ukuran satu hingga beberapa kilogram.

Akibatnya bulog harus mengeluarkan biaya ekstra untuk plastik, timbang dan kemas sebesar Rp 500 per kemasan.

Untuk menekan harga, Rusdianto bahkan sampai harus memberdayakan karyawannya.
Setidaknya setiap orang menyempatkan diri mengemas 10 bungkus gula. Cara ini meniadakan biaya kemas dan timbang.

“Kalau plastik memang harus untuk kemasan. Kalau karyawan kita sendiri yang nimbang dan mengemas, kan bisa menekan ongkos,” ujarnya.

Dengan cara ini Bulog bisa menjual dengan harga Rp 9.400 per kilogram. Gula-gula tersebut kemudian dipasok ke 13 sub-divisi regional yang ada di Jawa Timur untuk dipasarkan. Cara ini juga tidak sepenuhnya berjalan lancar.

Dari 13 sub-Divre tersebut, hanya Malang yang Tulungagung stoknya habis. Itu pun jumlahnya hanya beberapa ton. Sementara stok sub-Divre lain masih menumpuk dan belum order lagi.

Di lain sisi, Bulog harus bekerja ekstra untuk menjaga kualitas gula yang ada di gudang Kebonagung Malang.

Berita Rekomendasi

“Untung saja tikus tidak suka dengan gula. Kami usahakan agar tidak ada sirkulasi udara, sehingga gula tidak turun kualitasnya dan tidak meleleh,” tutur Rusdianto.

Meski demikian, Rusdianto yakin hingga akhir tahun seluruh stok gula yang tersisa bisa terjual habis.

Caranya, kini Bulog Divre Jatim pintar-pintar menggalakan penjualan langsung ke tengah masyarakat. Antara lain melalui pasar rakyat, bazaar dan pasar murah yang banyak diminati warga.

Momentum operasi pasar juga dimaksimalkan untuk mengeluarkan stok yang ada di gudang. Rusdianto berharap ada momentum kenaikan harga, diiringi permintaan pasar.
“Karena Bulog menjual gula ini murni kegiatan bisnis kami. Kalau begini terus Bulog bisa merugi,” pungkasnya.

Sementara pejabat lain yang enggan disebut namanya, selain produsen gula dalam negeri, ada pihak swasta yang juga menjadi produsen gula.


Ada pula para importir terdata yang turut menjadi pemasok gula di dalam negeri.

Pada kenyataannya banyak gula yang beredar di masyarakat tanpa terkendali. Bahkan gula rafinasi yang seharusnya hanya untuk industri, juga turut beredar bebas.

Gula dengan kandungan diabetes tinggi ini berbaur dengan gula konsumsi dalam kemasan eceran.

“Sebenarnya gampang saja, berapa kebutuhan nasional dan berapa kekurangannya. Kekurangan ini yang kita tutup dengan import. Tapi kondisi saat ini kan memang sengaja dimainkan,” ujar pejabat tersebut.

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas