Murid SD Hj Isriati Baiturrahman 1 Semarang Raih Perunggu Olimpiade Internasional
Murid kelas VI SD Hj Isriati Baiturrahman 1 Semarang berhasil membawa pulang medali perunggu dalam ajang olimpiade matematika tingkat internasional.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Prestasi gemilang diraih anak-anak Semarang. Murid kelas VI SD Hj Isriati Baiturrahman 1 Semarang berhasil membawa pulang medali perunggu dalam ajang olimpiade matematika tingkat internasional.
Wajah Firman Jiddan (11) tampak semringah saat ditemui Tribun Jateng di sekolahnya, Selasa (21/10). Jiddan yang didampingi Wakil Kepala SD Hj Isriati, Amir Yusuf mengaku bangga bisa mempersembahkan prestasi tersebut. Jiddan mampu berprestasi dalam olimpiade matematika di Bali 5-11 Oktober yang lalu.
"Saya bertemu peserta dari 14 negara. Perwakilan Indonesia sebanyak 30 murid. 15 peserta olimpiade matematika dan sisanya sains," ungkap Jiddan.
Murid kelahiran Semarang, 8 Maret 2003 itu sudah berhasil mengoleksi 11 medali yang terdiri dari empat medali kejuaraan matematika dan sisanya kejuaraan catur.
Ya, selain mahir dibidang hitung menghitung, Jiddan rupanya mahir bermain catur. Sejumlah prestasi pernah dia ukir di kedua cabang perlombaan tersebut. Bahkan, dalam waktu dekat ini dia akan berangkat ke Makassar untuk mengikuti kejuaraan catur nasional.
Menurut Jiddan, dia mahir catur lantaran ayahnya aktif sebagai wakil Percasi Jateng. Adapun, kemampuan matematikanya mulai menonjol saat kelas IV.
"Matematika itu angkanya sampai sembilan. Tetapi bisa dikembangkan sampai tak terhingga," katanya menyampaikan ketertarikannya pada mata pelajaran matematika.
Jiddan bahkan sering menggantikan gurunya mengajar di kelas. Menurut dia, saat menjadi tutor sebaya bagi teman-temannya, dia merasa sedikit grogi. Pasalnya, di kelas Jiddan dikenal pendiam.
Jiddan mengatakan, matematika yang diujikan dalam olimpiade berbeda jauh dengan yang dipelajarinya di bangku SD. Menurutnya soal-soal olimpiade jauh lebih sulit. Tak jarang dia menemukan soal matematika yang levelnya untuk murid SMA atau mahasiwa. Namun itu bukan masalah baginya.
"Saya kebetulan ikut les. Kalau tak ada lomba biasanya seminggu sekali. Tetapi menjelang lomba bisa sampai tiga kali dalam seminggu," kata anak yang bercita-cita menjad dokter itu.
Wakil Kepala SD Hj Isriati, Amir Yusuf menyampaikan, sebelum Jiddan mewakili Indonesia di tingkat internasional, sebelumnya mengikuti seleksi di tingkat kecamatan, kota dan provinsi. Menurutnya, Jiddan juga beberapa kali mengikuti tes di tingkat nasional sampai ditetapkan menjadi yang terbaik.
"Setelah diseleksi di tingkat nasional, lalu dikarantina beberapa minggu. Dia juga mengikuti ujicoba di Singapura dalam ajang International Mathematic Contest dan berhasil meraih perunggu," ungkapnya.
Menurut Amir, pembinaan murid berprestasi di sekolahnya dilakukan secara intensif. Melalui kelas olimpiade, murid yang memiliki keunggulan di bidang mapel tertentu dibina.
"Kelas olimpiade ada penelususaran bakat sejak kelas II. Kami kerjasama dengan lab psikologi Unnes untuk memotret kemampuan anak untuk kami salurkan ke kelas akselerasi, kelas unggulan atau olimpiade," katanya. (tribuncetak/abdul arif)