Forum DPC PPP Sulsel Ajukan Syarat ke Jakarta
Ada 10 DPC PPP yang tergabung dalam Forum DPC meliputi, Bantaeng, Toraja, Toraja Utara, Gowa, Pangkep, Barru, Selayar, Pinrang dan Bone.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Timur Mahyuddin
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ketua Forum Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP, Nurdin Halim memastikan kehadirannya di Muktamar islah yang digelar Surya Dharma Ali (SDA) pada tanggal 30 Oktober di Jakarta dengan syarat undangan ditandatangani majelis syariah PPP dan rombongan mereka dikoordinatori pengurus DPW PPP Sulsel.
Ada 10 DPC PPP yang tergabung dalam Forum DPC meliputi, Bantaeng, Toraja, Toraja Utara, Gowa, Pangkep, Barru, Selayar, Pinrang dan Bone.
"Forum ini dibentuk bukan untuk mencampuri perselisihan internal PPP tapi untuk memperkuat kader PPP. Kami hadir untuk mengklatifikasi Muktamar islah dari pihak berselisih," kata Nurdin kepada Tribun via telepon.
Ia menjelaskan, pembentukannya forum DPC PPP pada 11 Oktober di Takalar. Pembentukannya itu untuk memperkuat barisan DPC sebelum muktamar di Surabaya.
Menurutnya, di internal PPP Sulsel masih banyak yang belum menerima hasil Muktamar PPP di Surabaya sehingga dewan mahkamah partai menilai perlu digelar muktamar islah.
"Atas dasar itu, kami melakukan konsolidasi menawarkan diri untuk memfasilitasi islah. Kami tidak mau condong kepada pihak berselisih tapi bagaimana sikap kita ketika undangan muktamar islah diterima DPC dan ditandatangani ketua majelis syariah," kata Nurdin
Ia menyebutkan, pihaknya sepakat untuk hadir di muktamar dengan harapan agar DPW PPP yang diketuai Amir Uskara menjadi pimpinan rombongan.
Nurdin sepakat dengan hasil mahkamah partainya yang menunjuk Amir tetap sebagai ketua dan penunjukan Taufik gugur dengan keputusan itu.
"Siapun yang ditunjuk DPW untuk membawa kami ke Jakarta maka kami patuh dan kami berharap hanya dipimpin satu imam saja," tutur Nurdin.
Senada, Ketua DPC PPP Barru Andi Wawo juga tidak ingin terlarut dalam perselisihan di internal partainya. Ia menyatakan kesiapannya untuk hadir di Muktamar islah di Jakarta hanya dengan petunjuk Amir Uskara.
"Kita mau jadi bagian islah bukan bagian perselisihan," kata Andi Wawo.