TRIBUNNEWS.COM,BLITAR - Kebun binatang mini di areal makam Bung Karno sudah tidak layak lagi.

Seharusnya hewan-hewan tersebut di areal makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, diminta dipindahkan.

Kondisi kebun binatang mini itu dinilai tak layak dan hewan-hewan tersebut tak mendapat perlakuan layak. Bahkan ada hewan sitaan di sana.

"Kami rekomendasikan (hewan-hewan itu) agar diletakkan di lembaga konservasi. Di Jatim ada di Jatim Park ataupun Taman Safari yang penanganannya sudah baik," kata juru bicara "Animals Indonesia" Elisabeth Laksmi di Blitar, Senin (27/10/2014).

Menurut Elisabeth, pemindahan itu diperlukan agar aneka satwa tersebut mendapatkan tempat yang lebih layak serta terjamin kesehatan dan perawatannya.

Selain tempat yang dinilai tak memenuhi standar, ujar dia, sebagian hewan-hewan tersebut juga dibiarkan terlalu dekat dengan pengunjung.

Elisabeth mempertanyakan pula status hewan di kebun binatang mini itu, yang sepengetahuannya merupakan sitaan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur.

Dia mengaku ada yang janggal dengan masih adanya hewan-hewan itu di kebun binatang mini itu. "Bahkan, masih ada penjualan untuk tiket masuk," ujar dia.

Pengelola, kata Elisabeth, berkilah tiket itu dijual untuk menutup biaya operasional.

Padahal, lanjut dia, biaya operasional hewan sitaan sudah menjadi tanggungan pemerintah.

Kebun binatang mini yang berada di areal makam mantan Presiden Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, menjadi sorotan umum, setelah kondisi tempat tinggal hewan di situ dinilai kurang layak.

Di tempat itu, ada sekitar 30 ekor hewan, beragam jenis. Untuk burung, misalnya, terdapat Oa Jawa, kasuari, kakak tua jambul kuning, dan elang brontok.

Ada pula buaya, rusa bawean, lutung Jawa, siamang, dan sejumlah hewan lain.

Hewan itu ditempatkan di kandang dengan posisi yang berdekatan.

Wisatawan dapat menyambangi kebun binatang mini ini, terutama pada akhir pekan, dengan membayar tiket Rp 2.500 per orang.