Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

eDolly Lebih Berani Nakal di Hotel Rujukan

“Padahal, waktu transaksi, biaya hotel itu sudah include dalam tarif Rp 450.000,” ujar relawan Surya(Tribunnews.com Network).

zoom-in eDolly Lebih Berani Nakal di Hotel Rujukan
surya/habibur rohman
Pekerja seks di Gang Dolly, Surabaya, kembali menjajakan dirinya, Kamis (19/6/2014) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mereka lebih suka melayani di hotel-hotel rujukan. Mereka yakinkan klien, semua hotel rujukan itu aman dari razia.

Di balik alasan klasik itu, ada satu alasan yang mereka tutup rapat. Alasan itu adalah lebih berani nakal!

Sejumlah penjaja seks E-Dolly enggan dibooking ke hotel atau penginapan pilihan klien.

Alasannya, kenyamanan tidak terjamin. Razia rutin  menjadi menjadi momok utama.
Begitu pula dengan keamanan.

Mereka mengaku seringkali menjadi korban klien berperilaku kasar, tanpa bisa meminta tolong karena tidak mengenal seorangpun di hotel itu.

Surya menelusuri hotel yang menjadi rujukan mereka. Kebetulan ada relawan yang bersedia merasakan langsung layanan prostitusi E-Dolly di hotel rujukan.

Di mulai dari transaksi dengan makelar di gang Dolly, perjalanan berlanjut ke penginapan.

BERITA TERKAIT

Hotel rujukan itu  berada di kawasan Pandegiling. Butuh waktu setengah jam perjalanan.

Hotel kelas melati itu letaknya tidak jauh dari Hotel Santika, hotel berbintang yang menjadi ikon  kawasan itu.

Hotel kelas melati sebenarnya sudah dilarang beroperasi. Tanda segel dari pemerintah kota masih terlihat jelas.

Segel kertas bergambar garis silang warna merah itu tertempel di kaca depan hotel. Tapi rupanya pengelola hotel tetap buka.

Pengelola memberlakukan tarif short time Rp 55.000. Sang relawan merasa aneh begitu masuk. Sebab, resepsionis memintanya sewa kamar lebih dulu.

“Padahal, waktu transaksi, biaya hotel itu sudah include dalam  tarif Rp 450.000,” ujar relawan Surya(Tribunnews.com Network).

Ia coba tanyakan soal tarif itu, tapi perempuan E-Dolly yang menemani di kamar hanya menjawab enteng, tidak tahu. Itu urusan makelar.

Perilaku nakal berlanjut. Berada dalam kamar, perempuan E-Dolly itu buru-buru minta pulang hanya dengan sekali layanan. Ketika itu, kencan terhitung baru berlangsung  45 menit.  

Di luar depan hotel, seorang pemuda sudah menunggu di atas motor. Padahal, saat transaksi berlangsung, mereka menyebutkan waktu kencan adalah tiga jam.

Relawan Surya itu mencoba meminta penjelasan. Jawaban perempuan itu enteng-enteng saja.

“Ya memang promonya saja segitu (tiga jam),” jawabnya, sembari berjalan melenggang menuju penunggang motor yang siap membawa balik ke rumah kosnya. (idl/day)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas