Orang Tuanya Tak Percaya Anaknya Perampok
Tangis Ayu pecah saat tiba di kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Kamis (30/10/2014). Ayu adalah istri Rudi Hermawanto
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Tangis Ayu pecah saat tiba di kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Kamis (30/10/2014). Ayu adalah istri Rudi Hermawanto, satu dari empat perampok minimarket yang ditembak mati tim Buser Polres Malang.
Sambil menggendong putranya yang masih berusia 18 bulan, Ayu mondar-mandir di depan kamar mayat RSSA.
Wanita berjilbab itu tidak berhenti menangisi nasib suaminya yang tragis. Keluarga ikut datang ke kamar mayat berusaha menanangkan Ayu.
Saat itu, Ayu bersama keluarga menjemput jenazah suaminya untuk dibawa pulang. Jenazah Rudi diantar pulang sekitar pukul 15.00 WIB.
Ayah Rudi, Sudarno yang juga ikut ke kamar mayat mengatakan, tidak tahu kalau putra pertamanya dari dua bersaudara itu sudah dalam kondisi mati. Awalnya, ia mendapatkan kabar bahwa putranya ditangkap polisi.
"Saya dikabari menantu saya sekitar pukul 13.00 WIB. Menantu saya bilang kalau Rudi ditangkap polisi," katanya.
Ia menceritakan, Kamis (30/10/2014) pagi, polisi datang ke rumah menantunya di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Polisi memberitahukan ke menantunya bahwa Rudi ditangkap polisi.
Setelah mendapat kabar dari polisi, Ayu pergi ke rumah Sudarno yang berada di Desa Purwosekar, Tajinan, Kabupaten Malang. Ayu mengabarkan kejadian tersebut ke Sudarno.
"Sebelum berangkat ke kantor polisi, saya dikasih tahu sama perangkat desa dan disuruh ke RSSA. Saya tanya kenapa ke RSSA? Katanya Rudi tertembak. Saat itu saya belum tahu kalau Rudi sudah tewas," ujarnya.
Sesampai di RSSA, ternyata Sudarno mendapati putranya sudah berada di kamar mayat. "Ternyata anak saya sudah meninggal ditembak polisi," katanya.
Sudarno tidak pernah menyangka kalau putranya terlibat dalam jaringan perampok minimarket. Selama ini, ia melihat putranya biasa-biasa saja. Rudi mempunyai usaha ternak ayam potong dan bertani.
"Dulu, sekitar Tahun 2000 anak saya memang pernah ditangkap polisi. Dia diduga terlibat kasus perampokan tetapi setelah dilakukan pemeriksaan tidak terbukti. Makanya sekarang saya juga tidak percaya kalau anak saya terlibat jaringan perampokan," ujarnya.
Namun Sudarno tidak akan mempermasalahkan penembakan anaknya yang dilakukan oleh polisi. Ia menerima apa yang sudah terjadi pada putranya.
"Saya tidak akan menuntut. Biar diproses sesuai aturan yang ada," katanya.
Sebelumnya, perampokan minimarket kembali terjadi di Indomaret di Jalan Ngijo, Karangploso, Kamis (30/10/2014), pukul 02.00 WIB. Dua orang pelaku dan polisi sempat duel tidak jauh dari polisi.
Polisi yang khawatir dua perampok itu menyerang langsung memberi tembakan. Dua orang pelaku tewas di lokasi, sedangkan dua pelaku lainnya ditembak di wilayah Tumpang saat pengejaran.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.