Wawali Manado dalam Masa Pemulihan Usai Keracunan Es Brenebon
Wakil Wali Kota (Wawali) Manado, Harley Mangindaan yang diduga keracunan Es Brenebon Kawan Baru, hadir di Stadion Klabat Manado.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Tragedi es brenebon yang diduga beracun dan membuat beberapa korban sempat dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Manado mulai diselidiki secara intensif oleh pihak kepolisian. Bahkan, Restoran Kawan Baru (KB) di Manado Town Square (Mantos) dan Lippo Plaza, Jumat (31/10/2014), telah ditutup.
Padahal tenant Restoran KB di dua tempat itu biasanya selalu ramai pengunjung. Hal yang sama tampak di Resto KB di Multimart Megamas serta Resto KB di Ruko Megamas.
Informasi yang diperoleh Tribun Manado (Tribunnews.com Network), kemarin, penutupan Resto KB ini terkait kepentingan penyelidikan yang sedang dilakukan pihak kepolisian dengan instansi terkait lainnya seperti Dinas Kesehatan Manado dan Balai POM.
Wakil Wali Kota (Wawali) Manado, Harley Mangindaan yang diduga keracunan Es Brenebon Kawan Baru, hadir di Stadion Klabat Manado pada laga Persma 1960 kontra PS Arrow Ambon yang dimenangkan oleh Persma dengan skor 1-0, Jumat (31/10/2014).
Ai, sapaan Wawali, tampak sehat menyaksikan laga itu bersama seorang putranya, beberapa saat ia saat itu menggenggam Pocari Sweat minuman pengganti cairan tubuh. Dia meminum hingga beberapa botol.
"Saat ini dalam masa pemulihan," kata dia yang tak ingin menyebutkan jenis penyakitnya. Saat ditanya soal keracunan es brenebon, ia diam tanpa kata dan berpaling.
Terpisah Manager Area Kawan Baru, Fandy Rundengan mengatakan, pihaknya tidak akan berkomentar banyak, mengenai pengambilan sample yang dilakukan BBPOM dan Dinkes Sulut.
"Bapak tadi sudah jelaskan (Sukriadi Darma) nanti tunggu hasil dari tim terpadu)," ujarnya.
Pihaknya telah berinisiatif untuk mengunjungi korban-korban untuk mengetahui kondisi dan keluhannya.
"Kami mau minta maaf mewakili seluruh manajemen," tuturnya.
Sedangkan mengenai tutupnya Resto KB dia mengatakan atas inisiatif pihaknya.
"Tutup atas inisiatif kami juga, karena takut jangan sampai melebar kemana-mana," katanya.(fer/alp/erv)