33 Puskemas di Lamongan Kekurangan Tenaga Dokter dan Perawat
"Memang tidak ideal dan sangat kurang, tapi ada pelaksananya,"ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan, H Chaidir Annas kepada Surya(Tribunnews.com Network),
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Dihitung banyaknya Puskesmas dan tingkat kunjungan pasien di wilayah Lamongan, Jawa Timur, jumlah tenaga dokter dan perawat masih kurang dan sangat tidak ideal.
"Memang tidak ideal dan sangat kurang, tapi ada pelaksananya,"ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan, H Chaidir Annas kepada Surya(Tribunnews.com Network), Senin (03/11/2014).
Untuk memenuhi kekurangan tenaga yang ada, Dinkes terpaksa harus memakai tenaga honorer.
Selama kekurangan tenaga medis, seperti dokter, perawat ditambah tenaga analis, sanitasi dan administrasi ada kebijakan mengambil tenaga honorer.
Jika tidak ada penggantinya, yakni tenaga honorer pasti pelayanannya akan tak bisa berjalan normal.
"Jadi tenaga honorer iti mengcover kekurangan tenaga dokter, perawan dan lainnya,"kata Annas.
Hanya tenaga bidan yang cukup bertugas di berbagai Puskemas dan Puskesmas pembantu (Pustu).
Diungkapkan, untuk dr umum kurag sampai hari ini kurang 23 dokter dengan asumsi setiap Puskesmas dua orang dokter umum.
Idelanya dokter harus ada 66 orang tapi yang ada hanya 43.
Sedangkan dokter gigi dengan asusmi 1 orang dokter gigi untuk setiap Puskesmas, kini masih kurang 10 dokter gigi.
Sementara dokter gigi sementara terhitung ada 27 orang.
"Malahan seperti di Puskesmas Kota dan Babat seharusnya masing - masing 2 orang dokter gigi,"katanya.
Sedangkan perawat masih kurang 94 orang, sementara yang ada jumlahnya 236 tenaga perawat.
Perawat ini sangat dibutuhkan sebab setiap Puskesmas idealnya harus ada 10 orang tenaga perawat.
Mereka bertugas untuk menanganu DBD, TBC, perawatan, UGD serta pelayanan rawat jalan.
Untuk perawat gigi baru ada 15 orang, kuranrg 18 orang. Tenaga analis kurang 17 dan sementara baru ada 16 orang, gizi kebutuhan 23 orang dan baru 13 orang.
Tenaga sanitasi kurang 11, administrasi kurang 93 orang.