Konser Jazz Ijen Banyuwangi Bawa Penonton ke Masa Lalu
Konser Jazz Ijen Banyuwangi di Pos Paltuding, kaki Gunung Ijen, mampu membawa ratusan penonton yang hadir kembali memasuki tahun 80an.
Editor: Sugiyarto
Mendapat Protes
Meski terbilang sukses menyedot banyak penonton, pelaksanaan Jazz Ijen Banyuwangi juga menyisakan pertanyaan besar khususnya dikalangan pecinta lingkungan hidup di Banyuwangi.
Pecinta lingkungan di Banyuwangi yang tergabung dalam Banyuwangi Forum for Environmental Learning (BaFFEL), mempertanyakan alasan pagelaran musik di Paltuding yang meruapakan daerah konservasi. Belum lagi hutan di kawasan sekitar juga baru saja terbakar hingga 100 hektar lebih.
Selain mengirim surat ke menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk melaporkan kegiatan ini, aktivis BaFFEL juga menggelar aksi bentang spanduk.
Para aktivis membentangkan spanduk bertulis 'Cagar Alam Ijen Tempat Konservasi Bukan Konser Musik'. Spanduk ini dibentangkan di jalan arah menuju lokasi sehingga bisa dilihat semua orang termasuk rombongan Bupati.
"Seperti tidak ada tempat lain untuk konser musik saja," kata Koordinator BaFFEL, Ari Restu.
BaFFEL mencatat, lokasi konser musik berdekatan dengan lokasi pelepasan liar elang jawa oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam.
Selain itu, bulan November juga menjadi puncak migrasi beberapa jenis burung pemangsa seperti elang kelabu, elang ular menuju wilayah konservasi Gunung Ijen.
Beberapa pengunjung yang ditemui sempat menyatakan konser di kawasan Paltuding cukup menarik karena bisa menarik atau menjadi hiburan tambahan bagi wisatawan yang akan naik ke kawah Ijen.
Namun ketika diberi penjelasan bahwa Paltuding merupakan kawasan konservasi, beberapa pengunjung menyatakan pendapat yang berbeda dari semula.
"Kalau memang ini kawasan konservasi seharusnya panitia tidak memaksakan konser musik di sini. Suara yang dihasilkan saya rasa cukup keras dan bisa jadi menganggu satwa," kata Romli, pengunjung asal Banyuwangi.
Sementara itu, Sunandar, kepala BKSDA Jember yang membawahi kawasan Ijen yang hadir di lokasi untuk melakukan pengawasan menilai suara yang dihasilkan konser masih terlalu keras.
"Masih harus lebih pelan sedikit," ucapnya.
Sunandar mengatakan, pihaknya pada 5 November sudah melayangkan surat kepada Pemerintah Banyuwangu agar tidak melaksanakan kegiatan konser musik di Paltuding.
BKSDA beralasan, area Paltuding merupakan kawasan konservasi.