Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akses Sekolah Tertutup Pagar Masjid, Siswa Dipaksa Keluar

"Selama ini murid-murid kami beribadah di Masjid itu, namun saat akan dimulai pembangunan itu belum ada konfirmasi sama sekali," jelasnya.

zoom-in Akses Sekolah Tertutup Pagar Masjid, Siswa Dipaksa Keluar
tribunjateng/rival almanaf
Sejumlah siswa SD Islam Diponegoro pasang poster bentuk aksi protes terhadap adanya pembangunan agar masjid Diponegoro yang menutupi akses satu-satunya ke sekolah tersebut 

TRIBUNNEWS.COM,SEMARANG - Ratusan siswa SD Islam Diponegoro,Semarang melakukan aksi damai di depan sekolahnya dengan membentangkan beberapa poster yang mereka buat sendiri di sepanjang pagar.

Hal itu mereka lakukan terkait akan dibangunnya pagar pembatas masjid tepat di depan gerbang satu-satunya jalan masuk ke sekolah mereka.

Sehingga akses keluar masuk ke sekolah akan tertutup.

SD Islam Diponegoro terletak di jalan Jl Tembalang No 22, Kelurahan Pedalangan, kecamatan Banyumanik Semarang, atau tepatnya di samping SPBU Undip. ]

Meski berada di tepi jalan, selama ini pintu masuk sekolah yang dikelola Yayasan Sultan Trenggono itu memang hanya memiliki satu akses masuk melalui halaman masjid Diponegoro.

Kepala sekolah SD, Dewi Widayani, menjelaskan, dia sebenarnya tidak masalah dengan pembangunan pagar itu, namun lebih baik jika pihak pembangun berkoordinasi dahulu, dan menyediakan ruang jalan selebar satu meter saja untuk akses ibadah.

"Selama ini murid-murid kami beribadah di Masjid itu, namun saat akan dimulai pembangunan itu belum ada konfirmasi sama sekali," jelasnya.

BERITA REKOMENDASI

Dia menceritakan, Sabtu (8/11) lalu tiba-tiba datang dan langsung membuat pondasi pagar tepat didepan gerbang.

"Saat itu banyak tukang-tukang bangunan berteriak, meminta seluruh siswa dan guru keluar karena akan dibangun pagar, padahal saat itu proses belajar mengajar belum selesai," paparnya.

Bahkan Dewi sendiri kala itu harus meminta bantuan rekan-rekannya untuk menggotong motornya keluar dari sekolah, karena saat itu pondasi sudah dicor dan tidak bisa dilalui kendaraan.

"Proses pembelajaran tidak diganggu, proses ibadah tidak terganggu, kalau dibangun monggo silahkan, tanah umat bukan tanah perseorangan, tapi mohon tunggu kami membuka jalan kami, setiap dzuhur shalat bersama, berbahaya, 600 siswa, kenyamanan anak-anak, tidak ada kepentingan apapun, dibangun sudah empat hari yang lalu" kata Dewi.

"Pemicunya, Sabtu kemarin, anak-anak masih di sini disuruh keluar mau dicor, motor diangkat, tidak ada pemberitahuan, kami sedang menyesuaikan jalan sendiri," terangnya.


Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas