Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komnas HAM Turun ke Sukodono

“Insya Allah pekan depan. Kalau memang sifatnya mendesak bisa-bisa pekan ini langsung turun,” terangnya.

zoom-in Komnas HAM Turun ke Sukodono
surya/Anas Miftakudin
Warga Kebonagung kembali memblokade akses Jl Kebonagung-Jl Raya Kletek di tengah-tengah pihak keluarga didampingi kuasa hukum M Soleh dan Abdul Goni lapor ke Komnas HAM untuk mencari keadilan, Senin (10/11). 

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Komnas HAM dalam waktu dekat akan turun ke Sidoarjo, guna melakukan investigasi dugaan pelanggaran penangkapan hingga menyebabkan kematian M Imron Zainuddin, 28, warga Kebonagung, Kecamatan Sukodono di tahanan Polsek Sukodono.

Kepastian itu setelah pihak keluarga diwakili ibu korban, Ny Asminah resmi lapor ke Komnas HAM didampingi kuasa hukum M Soleh SH, Abdul Goni SH didampingi Kepala Desa (Kades) Kebonagung Ahmad Awaludin, Senin (10/11).

Rombongan ini diterima langsung Komisioner Komnas HAM, Dianto Bahriadi sekitar pukul 14.00 hingga pukul 15.00 WIB.

“Kami sudah menjelaskan kronoliginya dan Komnas HAM langsung respons,” tutur M Soleh usai menemui Komisioner Komnas HAM.

Kapan kepastian Komnas HAM turun? “Insya Allah pekan depan. Kalau memang sifatnya mendesak bisa-bisa pekan ini langsung turun,” terangnya.

Soleh mengungkapkan, dalam perbincangan dengan Dianto Bahriadi, penangkapan Imron hingga tewasnya di tahanan mapolsek sarat dengan pelanggaran.

Imron juga diduga diperlakukan tidak adil oleh oknum polisi saat penangkapan, padahal korban saat itu membela istrinya Lisa Fauzizah yang terkena lemparan batu saat tawuran dalam pertunjukan OM Monata di area pameran.

BERITA REKOMENDASI

“Makanya kasus ini harus dikawal agar tidak ada permainan kasus. Seperti kasusnya Riyadi Solikhin yang tewas ditembak polisi,” tandas Soleh yang mengaku tengah meluncur ke Komisi III DPR RI.

Di tengah pihak keluarga dan tim kuasa hukum mencari keadilan, warga Kebonagung menutup akses Jl Kebonagung-Kletek mulai pertigaan Saimbang hingga depan balai desa sejak pagi.

Tak pelak, arus lalu lintas yang saat itu cukup padat membuat kendaraan berjubel. Akses jalan kampung yang dilewati harus antre.

Apalagi jembatan di Dusun Luwung sempit sehingga kendaraan yang melintas harus bergantian.

Menurut Kusmiadi, warga Kebonagung bersama teman-temannya mau mengakhiri aksinya jika sudah ada keadilan terhadap kematian Imron.


Karena kematian Imron dinilai tidak wajar, saat ditangkap kondisinya segar bugar dan setelah dimasukkan polsek korban justru meninggal dunia.

“Sampai kapan jalan ditutup kami tidak tahu. Pokoknya sebelum ada keputusan siapa yang terlibat, warga tidak mau mengakhiri aksinya,” tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas