Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tarian Nias Pembuka Sidang Raya Persekutuan Gereja Indonesia

“Kami tidak diizinkan tampil memakai senjata tajam (Tombak-red) oleh petugas protokoler Wakil Presiden,” ungkap Yuterlin

zoom-in Tarian Nias Pembuka Sidang Raya  Persekutuan Gereja Indonesia
istimewa
Tradisi lompat batu bagi warga Nias 

TRIBUNNEWS.COM,NIAS - Tari tidak sekedar tubuh. Ada pencapaian estetik dan ekspresif.

Inilah kesenian yang memiliki kaitan pancarian makna batin.

Merefleksikan kebermaknaan universalitas spiritual, etika dan moral.

Setidaknya inilah yang dihadirkan oleh para penggiat seni tari, saat mereka tampil pada acara pembukaan Sidang Raya - Persekutuan Gereja Indonesia (SR-PGI) XIV, di Lapangan Olahraga Desa Siwalubanua II, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunugsitoli, Sumatera Utara, Selasa (11/11/2014).

Tari Maena, Tari Baluse (Tari Perang), Tari Moyo dan Lompat Batu dari Nias, adalah tarian diantara begitu banyak jenis tarian daerah di Indonesia yang memiliki nilai estetik dan filosofis.

Namun disayangkan, kekayaan khasanah budaya khas Nias tersebut tidak seluruhnya tampil utuh.

Tari Maena, dan Tari Baluse (Tari Perang) yang sangat khas dan mengagumkan misalnya, tidak ditampilkan diperhelatan spiritual yang melibatkan jemaat gereja dari seluruh Indonesia ini.

BERITA REKOMENDASI

Begitu juga ekspresi kedigdayaan laki-laki melalui seni Lompat Batu juga tidak ditampilkan secara utuh.

Lajimnya seni Lompat Batu, pelompatnya mengenakan tameng (pelindung) dan memegang tombak kemudian lompat batu.

Namun 5 pemuda tangguh hanya melompat tanpa tameng dan tombak.

“Kami tidak diizinkan tampil memakai senjata tajam (Tombak-red) oleh petugas protokoler Wakil Presiden,” ungkap Yuterlin, salah satu Pembina Sanggar seni dan Pemuda Nias.

Acara pembukaan SR-PGI  XIV – 2014, diawali dengan laporan dari Ketua Umum Panitia SR, Martinus Lase, yang juga Wali Kota Gunungsitoli.


Dilanjutkan sambutan Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho, dan sambutan dari Ketua Umum PGI Pdt Andreas A. Yewangoe.

Sebelumnya, berlangsung ibadah pembukaan dengan pembawa khotbah Pdt. T. Telaumbanua, Ph.D. Acara pembukaan Sidang Raya PGI ke XVI ini tidak hanya dihadiri oleh umat Kristiani saja, melainkan juga umat Muslim, dan pemeluk agama lainnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas