Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Gerebek Rumah Kontraktor dan Komisioner KPU Madiun

"Kedua tersangka membeli solar dengan harga subsidi akan tetapi digunakan untuk industri yakni untuk pengisian alat berat untuk tersangka dari kontrak

zoom-in Polisi Gerebek Rumah Kontraktor dan Komisioner KPU Madiun
surya/sudarmawan
Polisi amankan BBM jenis solar sebanyak 1.500 liter atau 1,5 ton yang ada di dalam 10 drum milik dua tersangka, Kamis (13/11/2014). 

TRIBUNNEWS.COM,MADIUN-Rumah dan gudang milik seorang pengusaha (kontraktor) yang sekaligus direktur salah satu CV yang ada di wilayah Kabupaten Madiun dan seorang anggota Komisioner KPU Kabupaten Madiun digerebek petugas Satuan Reskrim Polres Madiun.

Hasilnya, petugas berhasil mengamankan 1.500 liter atau 1,5 ton Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang diduga ditimbun kedua tersangka.

Namun sampai penetapan tersangka, keduanya tidak ditahan lantaran masih dalam proses penyidikan dan pengembangkan.

Kedua tersangka itu masing-masing adalah Muhidin (50) pemilik dan Direktur CV Risky Eka Putra warga RT 26, RW 04, Desa/Kecamatan Kebonsari.

Dari gudang tersangka petugas berhasil mengamankan tiga buah drum berisi solar bersubdisi sekitar 500 liter.

Sedangkan tersangka lainnya, Heru Kuncahyono (44) warga RT 04, RW 02, Desa/Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun yang tak lain Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sekaligus salah satu komisioner KPU Kabupaten Madiun.

Dari dalam rumah tersangka polisi berhasil mengamankan barang bukti enam buah drum berisi sebanyak 1.000 liter solar bersubsidi.

BERITA TERKAIT

"Kedua tersangka membeli solar dengan harga subsidi akan tetapi digunakan untuk industri yakni untuk pengisian alat berat untuk tersangka dari kontraktor. Sedangkan tersangka dari Gapoktan digunakan untuk apa masih dalam pengembangan," terang Kapolres Madiun, AKBP Denny Setya Nugraha Nasution kepada Surya(Tribunnews.com Network), Kamis (13/11/2014).

Lebih jauh, mantan Kapolres Trenggalek ini menjelaskan jika tindakan represif itu dilaksanakan sebagai antisipasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Apalagi, pihaknya sudah melaksanakan sosialasi dan pemantuan ke sejumlah SPBU.

"Kedua tersangka itu sudah ada unsur penimbunan dan penyimpanan termasuk digunakan untuk alat bera jelas itu menyalahi aturan. Seharusnya kalau digunakan alat berat tak menggunakan BBM solar bersubsidi," imbuhnya.

Apalagi, untuk tersangka Heru Kuncahyono sudah menimbunya sejak Juli 2014 lalu.

Sedangkan tersangka Muhidin menimbunya dilaksanakan sejak beberapa pekan terakhir.

"Modusnya saja sudah jelas. Kedua tersangka membeli BBM solar bersubsidi menggunakan jerigen kemudian dituangkan dalam drum untuk disimpan dan digunakan alat berat untuk bisnis atau keperluan industri. Mereka beli di sejumlah SPBU yang ada di wilayah Kabupaten Madiun," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas