Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kenapa Harus Mengeluh, Kami dari Dulu Sudah Bayar Harga BBM Rp 10.000 per liter

Naik begitu saja sudah mengeluh, padahal kami dari lama harus membayar seliter bensin dengan harga Rp. 10.000,

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Kenapa  Harus Mengeluh, Kami dari Dulu  Sudah Bayar Harga BBM Rp 10.000 per liter
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
NAIK SEBELUM 2015 - Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, Jumat (31/10). Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan kenaikan BBM bersubsidi akan dilakukan sebelum Januari 2015. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM.MANADO, - Kebijakan Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis subsidi menjadi Rp 8.500 membuat sebagian besar warga mengeluh. Banyak yang merasa ongkos perjalanan akan menjadi semakin tinggi, demikian pula dengan harga berbagai barang kebutuhan pokok. (Baca juga: Harga BBM di Indonesia Kini Paling Mahal se-Asia Tenggara)

Namun keluhan-keluhan warga yang dilontarkan di berbagai jejaring sosial itu justru mendapat cibiran dari warga yang bermukim di wilayah Kepulauan Nusa Utara. "Naik begitu saja sudah mengeluh, padahal kami dari lama harus membayar seliter bensin dengan harga Rp. 10.000," ujar Fery, warga pulau Siau, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).

Bahkan, menurut dia, saat pasokan BBM terhambat satu liter bensin dijual oleh pengecer hingga Rp 20.000. Padahal jarak antara pulau Siau yang menjadi pusat pemerintahan daerah Kabupaten Sitaro hanya berjarak enam jam perjalanan dengan kapal laut dari Manado.

Mahalnya harga bensin di Pulau Siau dan pulau-pulau lainnya yang berada di wilayah Nusa Utara membuat kebutuhan pokok juga berada di atas rata-rata. Di Beong, Kabupaten Talaud, harga seliter bensin sehari-hari, bahkan bisa berada di atas Rp 10.000. (Baca juga: Buruh Siapkan Aksi Mogok Besar-besaran)

Dirno Kaghoo, warga asal Sitaro mengatakan, persoalan BBM di kepulauan bukan persoalan harga naik atau turun, karena telah lama warga di sana dipaksa membayar jauh di atas harga yang ditetapkan oleh Pemerintah.

"Persoalannya adalah masalah tersedia atau tidaknya pasokan BBM. Selama ini berapa pun harga BBM, orang kepulauan tetap bisa menjangkaunya, karena mereka di sana menyikapi kenaikan harga tersebut tidak dengan mengeluh tetapi dengan bekerja," ujar Dirno.

Tarif angkot naik

Berita Rekomendasi

Sementara itu, menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi yang resmi berlaku sejak hari ini, Pemerintah Kota Manado langsung meresposnnya dengan menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwako) Nomor 47 Tahun 2014.

Perwako tersebut menetapkan tarif angkutan kota yang melayani rute dalam kota Manado naik menjadi Rp 3.800 dari sebelumnya Rp 3.000. Sementara untuk pelajar ditetapkan tarif baru Rp. 3.500 sekali jalan.

"Saya kaget, mau bayar angkot tadi pagi, sudah ditagih Rp 3.800, ternyata mereka juga sudah naikkan tarifnya. Bagaimana barang-barang di pasar ya?" keluh Erni, warga Tuminting. (Ronny Adolof Buol)


Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas