Istri Wagub Kepri Hanya Bisa Berdoa Saat Sang Suami Diberondong Senjata
Apalagi ia mengetahui suaminya, DR HM Soerya Respationo SH MH ikut terjebak di dalam bangunan yang sudah rusak dan diberondong senjata.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Batam, Anne Maria Silitonga
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Hj Rekaveny, istri Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus menerus berdoa atas keselamatan orang-orang yang berada di dalam Mako Brimob saat baku tembak terjadi, Rabu (19/11/2014) malam.
Hal itu diungkapkannya saat mengetahui situasi di kawasan Mako Brimob semakin panas dengan adanya aksi tembak-menembak antara personel Brimob dan Yonif 134/TS.
Apalagi ia mengetahui suaminya, DR HM Soerya Respationo SH MH ikut terjebak di dalam bangunan yang sudah rusak dan diberondong senjata.
Rekaveny baru menyadari Soerya berada di dalam lokasi bentrok sekitar pukul 17.49 WIB, Rabu (19/11/2014).
Melalui pesan singkat, Rekaveny saat itu meminta izin suaminya untuk pulang terlambat dikarenakan rapat bersama di DPRD Kota Batam.
"Saya rapat dari jam 10 pagi, pas itu saya memang tahu bapak ke sana. Tapi saya baru tahu bapak terjebak di dalam sebelum magrib. Waktu itu saya mau izin pulang telat, karena harusnya malam nanti kami mau menjamu Pangdam yang datang dari Bukit Barisan," ujar Rekaveny yang juga anggota Komisi II DPRD Batam mengisahkan.
Ketika menerima pesan (sms) balasan dari Soerya, barulah Rekaveny menyadari suaminya terjebak di dalam Mako Brimob. Suasana hatinya pun tak tenang. Selama rapat, Rekaveny hanya mampu melafalkan doa-doa.
"Bapak balasnya kalau dia lagi tiarap di dalam sama semua orang. Bangunan tempat dia sembunyi diserang senjata. Sesekali ada bunyinya kayak petasan bu," ucapnya khawatir.
Tiarap di tengah kegelapan, Rekaveny pun berpesan agar suaminya itu bersabar dan jangan putus berdoa. Ia pun meminta agar suaminya terus berhati-hati dan bisa bersikap netral dalam memediasi kedua institusi yang sedang bertikai itu.
"Saya doakan semua biar hatinya pada dingin. Saya nggak mau sampai kenapa-kenapa. Betul-betul tidak tenang saya sekarang, saya ngeri kalau ada peluru nyasar. Belum lagi saya dapat link gambar-gambar bangunan di dalam itu sudah ada bolong karena ditembak," ucapnya.
Untuk memantau kondisi di dalam Mako Brimob, Rekaveny juga dikabari oleh rekannya sesama Komisi II Hendra Asman yang berkerabat dengan Patrick Nababan, salah satu staf Humas di Pemprov Kepri.
"Jadi Pak Hendra itu sama Patrick BBM-an. Ditunjukkan foto-fotonya. Makin saya takut. Saya juga hubungi anak-anak saya buat berdoa, eh rupanya si Putra malah menyusul ke sana," kata Rekaveny.
Sama seperti harapan warga lainnya, Rekaveny berharap agar pertikaian antara dua anggota pengaman itu segera berakhir. Apalagi, peristiwa yang sama bukan sekali ini saja terjadi.
"Dituntaskan lah dengan baik. Jadi tidak terulang-ulang lagi, cukuplah buat Yonif dengan Brimob ini. Kalau perlu kantornya pindahkan saja biar jauh-jauh, jangan dekat begitu. Jadinya gampang konflik, kasihan masyarakat. Kita doakan sama-sama yah, saya juga minta doanya," harap dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.