Suharmanto Menyusup Cari Anak Buahnya di Tengah Lokasi Bentrok
"Seluruh warga sudah disuruh masuk rumah karena takut ada salah tembak. Maka saya menyusuri gang-gang dan kebun-kebun hingga ke SD IT,"
Editor: Y Gustaman
Laporan Tribun Batam, Purwoko
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Kepala SD Islam Terpadu Insan Harapan, Suharmanto, mengaku sempat panik saat mendengar Kamdani, anak buahnya yang juga penjaga sekolah terkena tembakan.
Di tengah peristiwa mencekam Rabu (19/11/2014) sekitar pukul 21.50 WIB, Suharmanto langsung berusaha menemui Kamdani di lokasi kejadian. Ia kebingungan karena semua jalan diblokir.
Ia terpaksa menyusup lewat gang-gang kecil di perumahan di depan Mako Brimob hingga ke SD IT yang ada di Tembesi Pos. Untuk mencapai jarak sekitar 1,5 km, Suharmanto perlu waktu 15 menit.
"Saya dapat telepon dari kawannya itu. Kebetulan di sekitar Mako Brimob sudah dikuasai pasukan. Seluruh warga sudah disuruh masuk rumah karena takut ada salah tembak. Maka saya menyusuri gang-gang dan kebun-kebun hingga ke SD IT," kata Suharmanto kepada Tribun Batam, Kamis (20/11/2014) sore.
Saat Suharmanto tiba di lokasi proyek SD IT, Kamdani sudah dibawa ke RSUD Embung Fatimah, lalu dirujuk ke RSOB. Tak ada warga yang berada di luar rumah karena suasana mencekam.
Tembakan-tembakan ke udara sahut-menyahut. Padahal selaku kepala SD IT dan Panti Asuhan Insan Harapan, ia masih terpikir karena ada enam pengasuh panti asuhannya yang juga terjebak di tengah baku tembak.
"Panti asuhan saya tepat di depan Mako Brimob. Ada enam pengasuh masih terjebak. Anak-anak panti sudah dievakuasi lebih dulu. Saya selalu pantau melalui handphone dari rumah. Tiba-tiba ada kabar masuk, Kamdani justru yang jaraknya lebih dari 1 km terkena tembakan," katanya.
Ia telah menemui Kamdani. Saat itu Kamdani sedang duduk lesehan di lantai III gedung SD IT sambil melihat dari kejauhan kegentingan yang ada. Ketika ada telepon masuk, Kamdani hendak berdiri. Namun ia meraskaan darah mengucur dari kakinya.
Kamdani berada di lantai agak ke tengah. Ia hanya bisa terkapar dan tidak sampai terjatuh dari ketinggian lantai III. "Untung saja dia tidak panik langsung berusaha lari. Kalau lari, bisa jatuh," katanya.
Sampai Kamis sore, Kamdani masih dirawat di RSOB sambil menunggu tensi darahnya menurun. Ia memang memiliki riwayat penyakit darah tinggi.
Kamis siang, tim dari Kodam, Korem maupun POM TNI telah melakukan olah TKP. Dari lokasi memang diketahui, jarak pandang dari SD IT ke Mako Brimob tanpa penghalang meski jaraknya relatif jauh.
"Terkait tembakan dari mana jelas tidak mungkin dari samping atau belakang. Kemungkinan besar dari depan. Tapi dari mana kita tidak tahu. Hanya dari proyektil nanti mungkin bisa diidentifikasi," tambahnya.