Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Empat Guru Cabul di Surabaya Coreng Peringatan Hari Guru

Satu dari tiga guru SD cabul ini sampai membuat muridnya hamil. Kini, oknum guru tersebut sudah ditahan di Polresta Tanjung Perak, Surabaya.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Kasus Empat Guru Cabul di Surabaya Coreng Peringatan Hari Guru
Surya/Dyan Rekohadi
Polisi menunjukkan barang bukti seragam sekolah saat gelar perkara di Polrestabes Surabaya, Sabtu (15/11/2014). Tersangka Riadi menutup muka karena perbuatan asusilanya. 

Laporan Wartawan Surya, Musahadah

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Peringatan Hari Guru yang jatuh Selasa (25/11/2014) dibikin tercoreng guru-guru yang bermasalah hukum. Ironisnya, mereka terjerat pelanggaran asusila.

Data yang dihimpun SURYA dalam sebulan terakhir, ada empat guru yang diduga mencabuli siswanya. Tiga di antaranya guru Sekolah Dasar dan satu lainnya guru SMA.

Satu dari tiga guru SD cabul ini sampai membuat muridnya hamil. Kini, oknum guru tersebut sudah ditahan di Polresta Tanjung Perak, Surabaya. Sementara dua guru SD lainnya diduga melecehkan enam siswanya.

Keduanya telah dikeluarkan sebagai guru SDN Gubeng 1 Surabaya dan satu diantaranya telah ditahan di Polrestabes Surabaya.

Sementara kasus terakhir dilakukan AL, guru sebuah SMA Surabaya. Guru komputer ini beberapa kali mencabuli Bunga, siswanya. Hingga akhirnya AL dilaporkan ke Polrestabes Surabaya.

Ketua Hotline Pendidikan Jatim Isa Ansori berharap rapor merah guru ini menjadi perhatian guru mau pun institusi yang menaunginya.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, di tengah apresiasi guru yang semakin meningkat dengan adanya tunjangan profesi pendidik (TPP) sangat diharapkan ada peningkatan kualitas, baik pembelajaran maupun perilaku guru.

"Memang, guru juga manusia. Tetapi di sini guru memiliki tuntutan yang lebih besar dari masyarakat," kata Isa Ansori, Senin (24/11/2014).

Isa menilai situasi ironi dari guru-guru bermasalah yang terkuak seiring dengan peningkatan kesejahteraan. Hal itu bisa terjadi karena oknum gurunya, juga lemahnya manajemen pengawasan dan pembinaan.

Ke depan, sambung Isa, diharapkan para guru lebih bisa menjaga perbuatannya karena masyarakat memiliki tuntutan yang lebih terhadapnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas