Ribuan Warga Berebut Apem Wonolelo
Ribuan warga memadati sebidang tanah lapang di samping kompleks makam Ki Ageng Wonolelo, di Dukuh Pondok, Widodomartani, Ngemplak, Jumat (28/11/2014)
Editor: Sugiyarto
Laporan reporter Tribun Jogja, Angga Purnama
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Ribuan warga memadati sebidang tanah lapang di samping kompleks makam Ki Ageng Wonolelo, di Dukuh Pondok, Widodomartani, Ngemplak, Jumat (28/11/2014) sore.
Hujan rintik-rintik yang turun sore itu, nampaknya tak menyurutkan warga untuk menanti romobongan kirab adat saparan Wonolelo.
Sebagian besar warga menggunakan jaket maupun jas hujan untuk melindungi tubuhnya dari gerimis. Sebagian lainnya memilih menggunakan payung sebagai alat pelindung.
Selang setengah jam menunggu, rombongan kirab yang ditunggu telah sampai di makam Ki Ageng Wonolelo. Dalam upacara tersebut, sejumlah pusaka peninggalan Ki Ageng Wonolelo dikirab.
Pada urutan terakhir, dua gunungan apem tiba di tanah lapang dan langsung menjadi rebutan warga yang sudah menunggu.
Sejumlah petugas pengamanan sigap dan mengamankan dua gunungan apem dan menggantungnya dengan katrol.
Kepada warga, petugas pengamanan meminta warga bersabar dan menunggu doa selesai dibacakan oleh pemuka agama.
Setelah menunggu beberapa menit, doa pun selesai dibacakan dan dua gunungan apem yang tadi menggantung, perlahan diturunkan penitia.
Seketika itu, warga yang suda menunggu langsung nenyerbu dan memperebutkan apem hingga ludes.
Tidak cukup hanya dua gunungan, warga yang belum kebagian apem lalu meminta panitia yang berada di panggung sebaran apem untuk menghujani mereka dengan apem yang sudah dipersiapkan.
Panitia yang tanggap segera menuruti permintaan warga itu. Sementara, warga dengan sigap bersiap untuk menangkap.
Sejumlah warga yang menggunakan payung segera membalik payunya dan mengfungsikannya sebagai jaring apem.
Salah satu warga, Sinarti (40) asal Manisrenggo, Klaten, mengaku sengaja menggunakan payung lantaran takut tidak kebagian apem. Tidak sia-sia, dengan usahanya itu ia berhasil mendapatkan 3 kilogram apem.
"Rencananya akan dibagi-bagikan kepada saudara biar ikut merasakan berkah saparan di Wonolelo," ungkapnya.
Berbeda dengan Kasmiyadi (45) warga Klancingan, Widodomartani, Ngemplak. Perempuan yag sehari-hari berprofesi sebagai petani itu berencana untuk menanam apem yang diperolehnya di sawahnya.
Menurutnya, apem tersebut diyakini sebagai berkah dari upacara adat saparan yang diselenggarakan di kompleks makam Ki Ageng Wonolelo.
"Sebagian dimakan bersam keluarga, sebagian ditanam di sawah. Harapannya pada musim panen nanti hasilnya berlimpah," ujarnya. (tribunjogja.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.