Syarifuddin Warga Selayar ABK Oryong 501 Dikabarkan Meninggal Dunia
Syarifuddin (33) warga Selayar yang tenggelam bersama kapal Korea Selatan, Oryong 501, dikabarkan meninggal dunia
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.MAKASSAR - Syarifuddin (33) warga Selayar yang tenggelam bersama kapal Korea Selatan, Oryong 501, di Laut Bering, Rusia pada Senin (1/12/2014), dikabarkan sudah meninggal dunia.
Keluarga Syarifuddin di Desa Harapan, Kecamatan Bonto Sikuyu, Selayar mengaku sudah menerima kabar dari perusahaan tempat korban bekerja.
"Informasi dari pihak perusahaan tempat suami saya bekerja, sudah meninggal. Katanya ditemukan Kamis ( 4/ 12/2014 ) siang dan sudah meninggal," ujar istri Syarifuddin, Sumi Harniati (28), kepada Tribun, tadi malam.
Menurut Sumi, jenazah suaminya masih berada di Rusia. "Saya belum tahu kapan dipulangkan. Tapi ada kabar bahwa besok ada orang Jakarta mau datang ke rumah. Katanya mau ambil darah anak dan darah saya, Pak," kata Sumi, ibu yang merawat dua anak Syarifuddin.
Sumi menceritakan, Syarifuddin sudah empat tahun bekerja di perusahaan perkapalan tersebut. Terakhir istri korban ketemu dengan suaminya pada bulan Februari 2014.
"Kalau dia datang ketemu sama anak anaknya, paling dua bulan baru kembali lagi ke Jakarta," kata Sumi.
Sumi mengaku , Syarifuddin adalah suami yang sangat peduli sama keluarga. Setiap bulan dia pasti kirim uang untuk kebutuhan sehari hari keluarganya. "Tanggal 16 November lalu dia kirim uang. Setiap tanggal 16 dia selalu kirim dan tidak pernah telat," kata Sumi.
BP21P Barombong
Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong tidak memiliki alumni yang bernama Syarifuddin.
"Kami belum menerima informasi baik dari sekolah pelayaran di Jakarta ataupun di Batam bahwa ada alumni taruna ataupun lulusan diklat pelayaran yang kecelakan di Laut Rusia. Jika betul (Syarifuddin) itu alumni pelayaran, pasti diketahui secepatnya," Kepala Humas BP2IP Barombong, Fajar Transelasi, di ruang kerjanya, Jl Poros Barombong ,
Gowa, kemarin.
Menurutya, apabila ada salah satu alumni BP2IP yang mengalami kecelakaan dalam misisnya di tengah laut, maka langsung diketahui 1x 24 jam.
Sebelumnya diberitakan Syarifuddin adalah alumni sekolah pelayaran di Sulsel.
Fajar memaparkan, alumni BP2IP tidak berlayar dengan menggunakan kapal ikan, namun lulusan BP2IP berlayar dengan cara profesional yang ikut dalam pelayaran kapal niaga atau kapal khusus pengangkut barang dagangan, jelasnya.
Terpisah, Ketua Alumni BP2IP Barombonga, Ahmad Hamir, mengatakan hal senada. "Ikatan alumni disini cukup kuat, bahkan sekolah pelayaran yang ada di Jawa ataupun di luar Jawa bila mengalami kecelakaan di laut, pasti informasinya cepat diketahui," kata Hamir.
Dia menuturkan, pelayar di Indonesia memiliki organisasi yang kuat karena terkoneksi di antara alumni. Keakraban itu bisa terjalin dalam misi pelayaran, senior atau yunior pun saling kenal.(sal/anc)