Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Uji Cobakan Formula Obat HIV/AIDS Pada Empat Ekor Kera

”Empat kera itu sudah kami pesan dari Bogor,” katanya. Kera-kera itu dibeli Rp 20 juta/ekor.

zoom-in Uji Cobakan Formula Obat HIV/AIDS Pada Empat Ekor Kera
net

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Teh hijau ternyata memiliki khasiat  menyembuhkan  HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Rahasia besar ini terungkap berkat kerja cemerlang para peneliti di Institute of Tropical Desease (ITD) dan Universitas Airlangga (UA).

Dari uji pre-klinis ini, Prof Djoko Agus Purwanto sangat yakin obat berbahan daun teh hijau akan menjadi  masa depan penyembuhan HIV/AIDS.

Dalam waktu dekat, formula ini akan diujicobakan pada tubuh kera, sebelum dilanjutkan tahap uji coba pada relawan penderita HIV/AIDS.

Direktur ITD, Prof Nasronudin menambahkan, untuk kepentingan uji coba, para peneliti sepakat memilih kera sebagai sampel.

Alasannya, hewan ini memiliki struktur DNA yang paling dekat dengan manusia. Uji coba rencananya dilakukan pada Januari 2015.

Ada empat kera yang disiapkan untuk memastikan bahwa obat  temuan ini benar-benar "cospleng" (mujarab) dalam memerangi virus HIV/AIDS.

BERITA REKOMENDASI

”Empat kera itu sudah kami pesan dari Bogor,” katanya. Kera-kera itu dibeli Rp 20 juta/ekor.

Proses uji coba akan dimulai dengan mensterilkan kera-kera itu. Selanjutnya, peneliti akan menyuntikkan virus HIV ke tubuh kera.

Lalu, obat herbal daun teh akan diberikan untuk membunuh virus HIV/AIDS yang bersarang di tubuh kera.

Setelah uji coba kera, percobaan akan dilanjutlkan dengan objek manusia.

Ada dua proses yang harus dijalani. Pertama, obat herbal ini akan diberikan pada manusia sehat dan pasien HIV.


”Kami berikhtiar agar temuan ini menjadi jawaban dari pertanyaan besar selama ini, apakah obat HIV/AIDS bisa ditemukan? Kami yakin, Tuhan memberikan segala macam obat untuk segala macam penyakit,” tegasnya.

Dalam schedule kerja Nasronuddin, temuan teh hijau itu akan rampung dalam bentuk  kapsul pada 2016.  “Mudah-mudahan pada 2016, obat ini  sudah bisa dinikmati masyarakat (penderita HIV),” kata Nasronudin berfilsafat.

Soal harga, meski Nasronudin belum bisa menaksir, namun dia memastikan terjangkau bagi semua kalangan.

Nasronudin yakin, ini akan menjadi satu di antara temuan terbesar di dunia farmasi dan medis. (ben/idl/day)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas