Sang Guru Kalbu Selalu Menolak Berobat dan Bilang Anak-anak Sedang UAS
DALAM kondisi sakit Een Sukaesih masih berupaya memberikan bantuan mengajar bagi anak anak sekolah di sekitar rumahnya
Editor: Hendra Gunawan
DALAM kondisi sakit Een Sukaesih masih berupaya memberikan bantuan mengajar bagi anak-anak sekolah di sekitar rumahnya. “Kemarin waktu mau dibawa ke rumah sakit sempat menolak dengan menyebutkan bagimana dengan anak-anak yang mau Ujian Akhir Semester (UAS) dan butuh belajar,” kata Tati salah seorang keluarganya.
Menurutnya, walaupun mengeluh sakit di bagian lambung bahkan mengalami sesak napas tapi kalau ada anak-anak yang datang belajar selalu dilayani. “Kalau ada anak-anak yang datang untuk belajar dan mengerjakan PR selau dilayani. Dia menganakan kalau ada anak-anak sakitnya jadi sembuh,” katanya.
Di tengah keterbatasan tubuh yang lumpuh dan mengecil dan hanya bicara saja, Een memberikan sesuatu yang bermamfaat, mengajar kepada anak-anak di sekitar kampungnya. Banyak anak yang berprestasi hasil didikan Een ini.
Semangat hidup jebolan berbuah manis, serangkaian penghargaan dan pujian mengalir. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang Een ke Istana Negara tahun lalu. (Baca juga: Een Sukaesih Mendapat Penghargaan Sepanjang Hayat)
Selain berbagai penghargaan, bantuan juga berdatangan dan Een bisa membangun rumah pintar di kampungnya. Di rumahnya aitu setiap hari anak-anak sekolah belajar bersama Een.
Een menderita penyakit langka, remathoid artitis atau radang sendi ganas. Penyakit ini diderita sejak 1981 ketika ia masih berumur 18 tahun dan sedang menimba ilmu di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Sumedang. Saat penyakit itu datang menderanya, seluruh persendian terasa sakit.
Sempat dibawa berobat ke rumah sakit dan disebutkan menderita penyakit rematik. Karena tak kunjung sembuh, Een yang mendapat bea siswa dari Yayasan Super Semar karena kecerdasannya itu diperiksa ke Bandung dan positif menderita radang sendi ganas. Penyakit ini langka dan hanya 2 persen manusia yang mengidapnya di dunia.
Een melamar menjadi guru PNS dan lulus diterima menjadi CPNS dan sempat mengajar sebulan di SMA Sindanglaut Cirebon. Namun, setelah sebulan mengajar, Een langsung lumpuh dan ia gagal ikut pra jabatan untuk menjadi PNS. Een lumpuh sejak tahun 1987 dan setelah itu tubuhnya semakin mengecil. (std)