Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Para Pengendara Resah Adanya Petasan dan ‘Meriam Blek’ di Jalan Protokol

Pengendara kendaraan bermotor roda dua maupun empat yang melintas di sepanjang jalan protokol Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) resah

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Para  Pengendara  Resah  Adanya  Petasan  dan ‘Meriam Blek’ di Jalan Protokol
Ilustrasi petasan 

 

TRIBUNNEWS.COM/KEFAMENANU,- Pengendara kendaraan bermotor roda dua maupun empat yang melintas di sepanjang jalan protokol Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, resah dengan ulah para pemuda yang bermain petasan dan “meriam blek” di sepanjang jalan yang dilalui. Mereka mengarahkan moncong meriam dan melempari petasan ke arah pengendara. 

Aksi para pemuda tersebut dibiarkan saja oleh aparat kepolisian, padahal sudah mengganggu masyarakat. Goris Manehat, warga Kelurahan Benpasi mengaku kesal dengan ulah para pemuda tersebut.

“Para pemuda ini duduk bergerombol di simpang tiga rumah makan padang 2, depan asrama Putri Belu dan simpang empat pasar lama sambil memegang petasan, mercon dan meriam blek. Setiap pengendara motor yang melintas mereka lempari pakai petasan dan juga arahkan meriam blek ke arah pengendara motor,” kata Goris kepada Kompas.com, Rabu (24/12/2014) malam. 

Menurut Goris, sejumlah pengendara yang kesal sempat berhenti dan beradu mulut dengan para pemuda tersebut. Tetapi, karena jumlah pemuda yang banyak, apalagi dalam kondisi mabuk minuman keras, para pengendara itu akhirnya mengalah dan pergi. 

Goris mengaku kecewa dengan pihak kepolisian yang tidak melakukan patroli dan membiarkan bunyi petasan dan meriam yang tak punya izin itu digunakan secara bebas di tempat umum. Padahal, bunyi petasan dan meriam blek bukan hanya meresahkan warga, tetapi juga mengganggu jalannya perayaan misa malam Natal di Gereja Santu Yohanes Pemandi Naesleu. 

Bunyi petasan itu datang dari arah timur laut gereja tersebut. Bunyi dentuman petasan yang sangat keras terjadi sebanyak enam kali. Kejadian itu membuat kaget umat Kristiani yang sedang mengikuti perayaan malam Natal tersebut, terutama yang mengikuti misa di luar gereja. 

Kejadian itu juga membuat Pastor Paroki Gereja Naesleu, Kefamenanu, Romo Heribertus Naibobe marah dan mengecam keras orang yang membunyikan petasan tersebut. "Kalau dia orang yang punya keyakinan, dia pasti tahu adab, saling menghormati, menghargai dan punya jiwa tepo seliro (tenggang rasa). Kita sangat menyesal kalau orang yang bunyikan petasan itu adalah orang beriman," ujar Romo Heri. 

Oleh karena itu, ia meminta kepada pihak keamanan untuk lebih intens lagi dalam mengawasi jalannya perayaan Natal agar kejadian itu tidak terulang lagi. Ia juga berharap orang yang membunyikan petasan diamankan untuk diberikan pelajaran agar tidak mengulangi lagi perbuatannya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas