Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diduga Pesawat AirAsia Melaju Terlalu Lambat Sebelum Hilang Kontak

Pada dasarnya pesawat terbang terlalu lambat untuk ketinggian dan udara yang tipis, dan sayap tidak akan mendukungnya dengan kecepatan itu

Editor: Sugiyarto
zoom-in Diduga Pesawat AirAsia Melaju Terlalu Lambat Sebelum Hilang Kontak
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Salah satu keluarga korban hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 memotret peta pergerakan unsur SAR di Crisis Center Bandara T2 Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/12/2014). Keluarga masih menunggu kepastian kondisi pesawat tujuan Surabaya-Singapura yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014) pagi tersebut. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Penerbangan AirAsia 8501 yang hilang tercatat 162 orang, termasuk satu warga Inggris, kehilangan kontak dengan kontrol lebih dari 24 jam yang lalu dalam penerbangan dari Surabaya, Indonesia, menuju Singapura, Minggu.

Ini penerbangan ketiga di Asia Tenggara yang berakhir dalam tragedi tahun ini.

Ahli penerbangan Geoffrey Thomas, setelah berbicara dengan beberapa kapten, percaya bahwa pilot terjerat oleh cuaca buruk yang menyebabkan pesawat stall saat kru mencoba untuk melarikan diri dari badai dengan mendaki lebih tinggi.

"QZ8501 terbang terlalu lambat, sekitar 100 knot atau sekitar 160km/jam terlalu lambat. Saat itu ketinggian yang sangat berbahaya, "kata Mr Thomas kepada wartawan.

"Dia tertangkap dalam tarikan besar atau sesuatu seperti itu. Sesuatu sangat tidak beres, "katanya.

"Pada dasarnya pesawat terbang terlalu lambat untuk ketinggian dan udara yang tipis, dan sayap tidak akan mendukungnya dengan kecepatan itu dan Anda mendapatkan stall (kehilangan daya angkat), stall aerodinamis."

Mr Thomas membandingkan bencana Air France AF447, yang jatuh ke Atlantik pada tahun 2009, setelah mencoba untuk menghindari badai.

Berita Rekomendasi

Pihak berwenang Indonesia - bersama beberapa negara lain bergegas untuk mencari pesawat naas itu, 12 kapal angkatan laut, lima pesawat, tiga helikopter dan sejumlah kapal perang. Kapal dan pesawat pencari juga telah dikirim oleh Singapura, Malaysia dan Australia.(independent)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas