Waspada Operasi Khusus Kapal Amerika
Haris menegaskan, setiap pergerakan kapal-kapal asing tersebut harus mendapatkan izin TNI Angkatan Laut kendati ini dilakukan dalam misi kemanusiaan.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Banjarmasin, Kolonel Laut (P) Haris Bima mengatakan, lebih sepuluh kapal negara asing ikut dalam proses pencarian korban dan puing pesawat AirAsia QZ8501.
"Singapura ada empat kapal, Malaysia juga empat kapal, Korea Selatan ada satu kapal, lalu Amerika Serikat hanya satu yang operasional di perairan Karimata, yang USS Sampson itu. Amerika satu kapal lagi, tapi belum diizinkan masuk perairan Karimata, tapi sudah di wilayah perairan Indonesia. Kalau pesawat yang dari Rusia saya belum monitor," kata Haris.
Ia menegaskan, setiap pergerakan kapal-kapal asing tersebut harus mendapatkan izin TNI Angkatan Laut kendati ini dilakukan dalam misi kemanusiaan atau sosial. Hal ini dilakukan demi keamanan wilayah teritorial.
"Kebetulan mereka (awak kapal USS Sampson) bersikap baik ke kami. Karena mereka selalu minta izin ke TNI AL. Misalnya waktu mau turunkan sekoci, mereka izin," kata Haris.
"Kenapa begitu? Itu waspada, kan namanya juga militer dan ini kapal perang," imbuhnya.
Selain itu, TNI AL juga memantau setiap pergerakan kapal perang asing yang terlibat misi pencarian ini.
"Apa Anda mau negara Anda diserang? Kalau kapal dia dengan helikopter atau pesawat kecilnya ingin melaksanakan penerbangan harus izin dulu, setelah itu jelas tujuannya baru dikasih izin. Mereka harus beritahu ke kami titik koordinat tujuan. Misalnya, tujuannya sekian mile dari titik saat itu, pergerakan mereka harus sesuai pemberitahuan koordinat. Kita pantau mereka jangan sampai melenceng sedikit pun. Kalau melenceng, kami tegur lewat radio," paparnya.
Sepengetahuan Haris, sejauh ini pihak kapal asing, termasuk USS Sampson, belum sekali pun melakukan pergerakan operasi khusus selain misi pencarian korban dan puing pesawat AirAsia QZ8501.
"Selama ini belum ada yang begitu. Tapi, kami tetap waspada, namanya juga militer," ujarnya.
Haris hanya tersenyum saat ditanya kemungkinan TNI AL tidak mengetahui atau kecolongan adanya operasi khusus kapal asing selain misi kemanusiaan atau sosial AirAsia ini. (coz)