Cuaca Buruk, Nelayan Kupang 'Parkir' Perahu Sejak 1 Januari
Sekitar 50 perahu dan kapal milik nelayan berlabuh di Pantai Oeba.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawati Pos Kupang, Yeni Rahmawati
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG---Sekitar 50 perahu dan kapal milik nelayan berlabuh di Pantai Oeba. Tidak ada aktivitas melaut sejak 1 Januari 2015 karena cuaca buruk.
Pantauan Pos Kupang, semua perahu dan kapal nelayan di Oeba berbaris rapi, diikat kuat pada penopang masing-masing agar tidak terlepas bila dihempas gelombang dan tertiup angin.
Salah seorang nelayan, Him, ditemui di Oeba, Selasa (6/1/2015) mengatakan, ia telah menghentikan sementara melaut sejak tanggal 1 Januari 2015. Ia mengurungkan niatnya melaut karena cuaca buruk berupa angin kencang dan hujan di wilayah perairan Kupang.
Apalagi, kata Him, ia langsung menyaksikan kondisi di laut berupa gelombang tinggi dan tidak memungkinkan untuk melaut. Demi keselamatan, ia memilih untuk melakukan kegiatan lainnya.
Hal senada disampaikan Kasim. Ia mengatakan, gelombang laut yang tinggi telah menghambat kegiatannya untuk melaut. "Ini kondisi alam, jangan berani menantang bila tidak menginginkan sesuatu terjadi. Untuk itu, kapal dilabuhkan sementara sambil menunggu cuaca membaik," ujar Kasim.
Him dan Kasim berharap cuaca di perairan Kupang dan NTT umumnya secepatnya membaik, agar nelayan bisa melaut lagi. "Semoga cuaca berangsur pulih, sehingga kami dapat melaut kembali," tutur Kasim.
Nelayan di Nun Baun Dela (NBD), Herman Lado (52) ditemui di Pantai NBD, Selasa (6/1/2015) mengatakan, para nelayan terpaksa menghentikan sementara melaut dan memarkirkan perahu di darat karena cuaca buruk.
"Sejak pertengahan Desember 2014 kami memarkirkan perahu di darat dan menghentikan melaut karena gelombang tinggi disertai angin kencang. Risikonya nyawa jika kami memaksa melaut. Untuk sementara kami hanya duduk-duduk sambil terus memantau cuaca dan berharap segera membaik agar kami bisa kembali melaut," kata Herman.
Nelayan lainnya, Marthen, juga mengaku menghentikan sementara melaut karena cuaca belum membaik. "Kami sudah tahu kalau masuk Desember sampai akhir Februari gelombang tinggi dan angin kencang akan melanda laut di NTT. Kami tidak melaut sejak Desember 2014. Biasanya Maret cuaca sudah kembali membaik dan kami bisa kembali melaut. Saat ini kami memarkirkan perahu di darat untuk mencegah terpaan gelombang laut," ujar Marthen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.