Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Dokter Penyedia Klinik Gratis bagi Tim Evakuasi QZ8501

Ruang tunggu penumpang Pelabuhan Kumai sementara ini menjadi posko bantuan pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia.

Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Kisah Dokter Penyedia Klinik Gratis bagi Tim Evakuasi QZ8501
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Helikopter Dolphin milik Basarnas tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, membawa tiga kantong jenazah korban AirAsia QZ8501, Senin (5/1/2015). TRIBUN PONTIANAK / DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Haskar Hasan (48) duduk santai di ruangan kesehatan sekitar berukuran 4 x 6 itu. Dokter spesialis bidang kesejahteraan masyarakat ini nampak sabar menanti kedatangan pasien.

Ruang kesehatan di sudut ruang tunggu penumpang Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah itu, adalah layanan kesehatan gratis untuk para tim yang mencari dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501. Terlebih bagi masyarakat umum.

Ruang tunggu penumpang Pelabuhan Kumai sementara ini menjadi posko bantuan pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia.

Ia menjelaskan, mulanya sejak mendapat informasi mengenai pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di perairan Selat Karimata, pihaknya langsung bergerak dan siaga setiap saat di layanan kesehatan itu.

Muhammad Askar selaku Kepala kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit itu pun langsung membuka wilayah kerja atau cabang di Kumai. Pihaknya menggandeng kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan di tempat tersebut.

"Saya sudah perintahkan kalau betul terjadi siap-siap, apa saja yang bisa kami bantu. Kami kepanjangan tangan dari Kementerian Kesehatan, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Wilayah Kerja Kumai," ujar pria lulusan Universitas Hasanuddin itu kepada Tribunnews.com di lokasi, Kamis (8/1/2014).

Layanan kesehatan itu sudah mulai buka sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Klinik gratis tersebut menyediakan dua unit mobil ambulans, tempat tidur pasien, dua oksigen, dua unitscop stricer, satu tandu, satu kursi roda, alat diagnostik, infuse set, dan obat-obatan yang tersimpan di lemari.

Berita Rekomendasi

Klinik tersebut juga memiliki empat tenaga kesehatan satu di antaranya seorang seorang dokter. Ia menyebutkan, sejak klinik itu dibuka pada 30 Desember 2014, pihaknya sudah membantu 38 pasien yang mayoritas adalah orang-orang yang melakukan evakuasi. Di antaranya tim gabungan Basarnas.

Sebetulnya, kata dia, ruang kesehatan itu sudah ada meski tidak ada insiden pesawat AirAsia. Hanya saja, dengan momen tersebut pihaknya lebih ekstra bersiaga melayani pasien. "Ada yang sampai piket jam 24 jam," ujarnya.

Muhammad Haskar beralasan, dirinya hanya ingin membantu sesama manusia, terutama yang membutuhkan pertolongan kesehatan.

Menurutnya, tenaga kesehatan di Indonesia, terkhusus di wilayah ini masih jauh lebih cukup. "Saya terantar di sini jalankan tugas saya," ujar pria yang sudah 16 tahun berprofesi sebagai dokter.

Ia menambahkan, dalam hal ini, yang ingin pihaknya terapkan bukan hanya soal pengobatan, tetapi juga yang lebih utama adalah tindakan pencegahan dan promosi.

"Dengan dua itu kami bisa menurunkan angka kesakitan. Contoh misalnya saya buat poster dilarang merokok, sehingga masyarakat kecil yang merokok," terang dia.

Dirinya bertekad ingin mewujudkan pelayanan kesehatan yang dan bertanggung dalam mencegah penyakit menuju masyarakat yang mandiri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas