Pemkot Malang, Batalkan Pengoperasian Bus Sekolah
“Rencana pengoperasian bus sekolah Senin besok batal. Kami masih akan melakukan pertemuan lagi dengan paguyuban sopir mikrolet,” kata Wali Kota Malang
TRIBUNNEWS.COM,MALANG – Pemkot Malang batal mengoperasikan bus sekolah, Senin (12/1/2015), karena masih belum ada kesepakatan dengan paguyuban sopir mikrolet.
Pemkot Malang masih akan mengadakan pertemuan lagi dengan paguyuban sopir mikrolet yang dijadwalkan, Rabu (14/1/2015) mendatang.
“Rencana pengoperasian bus sekolah Senin besok batal. Kami masih akan melakukan pertemuan lagi dengan paguyuban sopir mikrolet,” kata Wali Kota Malang, M Anton, dihubungi Minggu (11/1/2015).
Dikatakannya, Pemkot Malang juga akan melakukan pertemuan dengan forum pimpinan daerah (Forpimda) untuk membahas pengoperasian bus sekolah.
Pemkot ingin mendapatkan masukkan dari Forpimda soal pengoperasian bus sekolah.
“Kami juga ingin mengetahui pendapat dari Forpimda tentang pengoperasian bus sekolah. Jika Forpimda mendukung, secepatnya kami akan mengoperasikan bus sekolah,” ujarnya.
Ketua DPRD Kota Malang, Arif Wicaksono mendukung langkah Pemkot Malang yang membatalkan pengoperasian bus sekolah sebelum ada kesepakatan dengan paguyuban sopir mikrolet. Ia meminta Pemkot Malang untuk melakukan dialog terlebih dulu dengan paguyuban sopir mikrolet.
“Sebelum ada kesepakatan dengan paguyuban sopir mikrolet, lebih baik bus sekolah jangan dioperasikan. Dari pada nanti timbul masalah setelah dioperasikan,” kata politisi PDIP itu.
Dikatakannya, Pemkot Malang harus terus melakukan pendekatan dengan paguyuban sopir mikrolet. Pemkot baru sekali melakukan pertemuan dengan paguyuban sopir mikrolet untuk membahas pengoperasi bus sekolah. Dalam pertemuan pertama itu pun belum menghasilkan solusi bersama.
Selain itu, kata Arif, sosialisasi pengoperasian bus sekolah yang dilakukan Pemkot Malang kepada paguyuban sopir mikrolet sangat minim.
Pemkot melakukan sosialisasi ke paguyuban sopir mikrolet setelah bus siap dioperasikan.
Seharusnya, sosialisasi kepada paguyuban sopir dilakukan jauh-jauh hari.
“Pemkot Malang perlu menampung aspirasi dari para sopir mikrolet. Langkah itu seharusnya dilakukan jauh-jauh sebelum bus siap dioperasikan. Jangan ketika bus siap dioperasikan, baru melakukan sosialisasi ke paguyuban sopir mikrolet,” ujarnya.
Perlu diketahui, pengoperasian bus sekolah seharusnya dimulai 5 Januari 2015 lalu. Namun, karena ada penolakan dari sopir mikrolet, Pemkot menunda pengoperasian bus sekolah hingga Senin (12/1/2015).
Pemkot memilih melakukan dialog dulu dengan paguyuban sopir mikrolet.
Tetapi dalam dialog yang dilakukan Jumat (9/1/2015), masih menemukan jalan buntu. Paguyuban sopir mikrolet tetap ngotot menolak pengoperasian bus sekolah.
Akhirnya, Pemkot Malang kembali membatalkan rencana pengoperasian bus sekolah untuk yang kedua kalinya. (sha)