Talud Tujuh Meter di Magelang Longsor Timpa Ruang Perpustakaan, Tiga Pekerja Tertimpa
tanah longsor menimpa dua ruangan yang sedang direnovasi, Senin (12/1/2015) sore.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM.COM, MAGELANG - Sebanyak tiga pekerja di proyek renovasi ruang perpustakaan Sekolah Dasar (SD) Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang mengalami luka lecet dan memar setelah tanah longsor menimpa dua ruangan yang sedang direnovasi, Senin (12/1/2015) sore.
Satu diantara pekerja, Sokib (50) terpaksa dirawat intensif di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Soerojo Magelang, karena mengalami patah tulang kaki.
Informasi yang dihimpun, kejadian longsor itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Sebelum longsor, hujan deras mengguyur sejak pukul 14.00 hingga pukul 15.15. Usai hujan itu, terjadilah longsor tanah beserta talud yang baru saja dibangun warga di dekat sekolah.
Talud bersusun dua tingkat tersebut memiliki panjang mencapai 35 meter dengan tinggi sekitar tujuh meter.
Tanah longsor itu menghantam dua ruangan SD Candisari, yakni, kantor guru dan perpustakaan. Nahas, saat terjadi longsor, tiga pekerja masing-masing adalah Suyud (30), Muslih (52), dan Sokib (50) sedang berada di dekat ruang perpustakaan.
Mereka mengalami luka karena tertimpa sebagian bangunan perpustaaan. Sokib terpaksa dirawat intensif di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Soerojo Magelang, karena mengalami patah tulang kaki. Sementara Suyud dan Muslih mengalami luka ringan, lecet dan memar.
Kepala Desa Candisari, Widodo, mengatakan, pembangunan talud sebenarnya direncanakan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya longsor. “Talud tersebut dibangun sekitar dua bulan lalu oleh warga secara gotong royong,” katanya.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Didik Wahyu Nugroho, menjelaskan, longsor terjadi karena talud tidak kuat menahan tekanan dari tanah yang tersiram air hujan. Sehingga talud jebol dan terjadi longsor.
Dia juga menduga longsor terjadi karena talud dibangun tanpa adanya saluran pembuangan air. Adapun saat bencana tersebut terjadi, sebagian murid dan guru masih melaksanakan aktivitas pelajaran tambahan di ruang kelas.
“Namun, karena deretan ruang kelas terpisah dengan perpustakaan dan kantor, maka aktivitas belajar itu pun tidak terkena dampak longsor,” katanya. (tribunjogja.com)