Dua Jenazah Ditemukan di Kotabaru Masih Terikat Tali Pengaman Kursi Pesawat
Nelayan menemukan dua jenazah di perairan setempat. Kondisi kedua jenazah itu sangat mengenaskan dan sulit dikenali secara fisik.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KOTABARU - Rabu (14/1/2015), warga Pulau Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru, geger. Nelayan menemukan dua jenazah di perairan setempat. Kondisi kedua jenazah itu sangat mengenaskan dan sulit dikenali secara fisik.
Yang membuat warga makin terkejut dan memicu keramaian adalah pernyataan Kapolres Kotabaru AKBP Rizal Irawan. Dia mengatakan dua jenazah itu kemungkinan besar adalah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di kawasan Selat Karimata (Kumai), Pangkalanbun, Kalteng.
Dugaan itu didasarkan pertimbangan karena saat ditemukan, kedua jenazah masih terikat sabuk pengaman lengkap dengan potongan kursi pesawat. Selain itu juga ditemukan pecahan kabin pesawat.
"Benar kedua korban adalah korban pesawat AirAsia. Karena ada bukti kursi dan serpihan kabin," kata Rizal kepada Banjarmasin Post (Tribunnews.com Network).
Dia mengungkapkan, nelayan menemukan dua jenazah itu saat mencari ikan. Mereka kemudian melaporkan penemuan tersebut ke Polsek Pulau Sembilan yang kemudian dilakukan evakuasi. Setelah jenazah dan serpihan bisa diangkat dari air, dibawa ke rumah kepala desa Maradapan.
Selanjutnya, kemarin sore, temuan itu dibawa ke Kotabaru menggunakan speedboat Satpolair Polres. Diperkirakan, jika pelayaran lancar, Kamis (15/1/2015) dinihari sudah tiba di Kotabaru.
"Penjemputan jenazah melibatkan anggota Basarnas, Polres, dan anggota TNI-AL. Saat menuju lokasi penemuan, penjemput harus melewati gelombang setinggi dua meter," tegas Rizal.
Rencananya, hari ini, kedua jenazah tersebut menjalani proses identifikasi dari personel Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kalsel.
"Tim DVI sudah berangkat dari Banjarmasin," ucap dia.
Salah seorang warga Pulau Sembilan, Zufriansyah saat dihubungi membenarkan adanya penemuan tersebut. Dia pun mengatakan, tubuh kedua jenazah itu dalam kondisi terikat sabuk pengaman di potongan kursi pesawat.
"Kondisinya sudah sulit sekali dikenali," ujarnya.
Jarak antara lokasi jatuhnya pesawat ke perairan Pulau Sembilan, diperkirakan antara 90 mil hingga 100 mil.
Kepala Sub Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal Administrator Pelabuhan (Adpel) Kotabaru, Kapten YK Te'dang mengatakan bisa saja korban terseret hingga Pulau Sembilan karena terseret arus.
"Sangat memungkinkan karena pergerakan arusnya dari arah Barat ke Timur hingga bisa sampai ke Pulau Sembilan," ujarnya.
Berdasar foto-foto jenazah yang diperoleh Banjarmasin Post, kondisinya memang sangat menyedihkan. Pada salah satu jenazah, terlihat mengenakan pakaian warna pink dan celana jins warna biru.
Direktur Polair Polda Kalsel, Kombes Kasmolan saat dihubungi sudah mengerahkan tim ke Kotabaru dan lokasi penemuan. Selain itu, dia mengatakan Kapal Patroli (KP) Sadewa milik Mabes Polri yang disiagakan di Kalsel juga meluncur ke perairan Pulau Sembilan.
"Kami juga berkoordinasi dengan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya karena jenazah direncanakan dibawa ke sana," ujar dia.
Sebelumnya, Danlanud Iskandar, Pangkalan Bun, Letkol (Pnb) Jhonson Simatupang mengatakan ada satu jenazah korban pesawat nahas itu yang juga ditemukan di kawasan perairan Kalsel yang dekat perbatasan dengan Kalteng, Rabu (7/1/2015) lalu. Jenazah itu ditemukan oleh awak tugboat.
"Jenazah ditemukan cukup jauh karena terbawa arus laut. Untuk mengevakusi cukup sulit karena cuaca ekstrem sehingga harus menggunakan helikopter Superpuma," kata Jhonson. (sah/lis)