Bank Pelat Merah Tahan Bunga Kredit
Bank “pelat merah” masih mempertahankan tingkat suku bunga kredit yang berlaku sejak akhir tahun lalu
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.MAKASSAR- Bank “pelat merah” masih mempertahankan tingkat suku bunga kredit yang berlaku sejak akhir tahun lalu. Senada dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,75 persen.
Dengan suku bunga lending facility delapan persen dan deposit facility 5,75 persen. Berbeda dengan sejumlah bank swasta yang berencana mengerek suku bunga kredit untuk berbagai segmen.
Pemimpin Wilayah BRI Makassar, Kuswiyoto, Minggu (18/1/2015), mengatakan, bank tersebut belum ada rencana melakukan revisi bunga kredit. Setelah tahun lalu, BRI sudah mengerek suku bunga menyesuaikan dengan kenaikan BI Rate. Apalagi biaya dana saat ini masih cukup baik.
“Kita masih memberikan suku bunga yang sama dengan melihat kondisi kekinian. Belum ada rencana justru kita sedang mendorong realisasi kredit lebih ekspansif, kalau bunga dinaikkan akan sangat sensitif mempengaruhi debitur,” kata Kuswiyoto di Makassar.
Menurutnya, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) juga cenderung bisa memperbaiki inflasi sehingga kondisi perekonomian masyarakat bisa lebih baik. Tahun ini, bank mematok pertumbuhan penyaluran kredit 18-20 persen dengan tetap menjadikan segmen unit mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sebagai fokus utama.
Hal senada dikatakan Head of Consumer Ritel BNI Wilayah Makassar, Rizwan Nazaruddin. Menurutnya, situasi saat ini masih terbilang baik sehingga belum ada rencana bank tersebut melakukan perubahan tingkat suku bunga.
“Kami tetap menunggu instruksi pusat. Tetapi jika melihat tren pertumbuhan ekonomi ini kemungkinan besar suku bunga yang berlaku saat ini masih bertahan. Kita berharap suku bunga yang tetap dapat menggenjot penyaluran dan memudahkan debitur,” jelasnya. Senada dengan BRI, BNI menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit berkisar 17-20 persen dibandingkan tahun lalu.
Pemimpin Cabang BJB Makassar, Iwan Gartiwa Dewantara, menjelaskan, suku bunga yang lebih terkendali dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tentu membuka peluang besar bagi bank untuk memperbesar struktur pembiayaan.
Tahun ini, BJB fokus menggarap segmen UMKM sebagai core bisnis dan tetap berekspansi menyasar pasar baru. “Pemerintah tahun ini membuka peluang pertumbuhan ekonomi melalui swasembada pangan, industri maritim, hingga infrastrutktur. Ini cukup potensial untuk dimanfaatkan terutama turunan kredit dari sektor utamanya,” ujarnya.
Bank Sulselbar bahkan sejak tahun lalu memangkas suku bunga kredit khusus segmen kredit investasi dan modal kerja dari 14 persen menjadi sembilan persen. Langkah ini sekaligus membantu pemerintah daerah mempercepat pelaksanaan proyek infrastruktur dan mendukung pertumbuhan dunia usaha di Sulsel.
“Kita tidak naikkan justru diturunkan. Harapannya kita juga bisa bersaing dengan tingkat bunga lebih kompetitif agar target bisnis tahun ini tercapai,” jelas Direktur Utama (Dirut) Bank Sulselbar Andi Muhammad Rahmat.(cha)__._,_.___