Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bunuh WNA Inggris di Bali, Rangga Dibayar Istri Korban Rp 15 Juta

Adolf Malo Rangga (34) alias Rangga alias bapak Angel mengaku menerima uang Rp 15 juta seusai membunuh warga negara asing (WNA) asal Inggris

Editor: Sugiyarto
zoom-in Bunuh WNA Inggris di Bali, Rangga Dibayar Istri Korban Rp 15 Juta
ist
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Alfons Nedabang

TRIBUNNEWS.COM, TAMBOLAKA--Adolf Malo Rangga (34) alias Rangga alias bapak Angel mengaku menerima uang Rp 15 juta seusai membunuh warga negara asing (WNA) asal Inggris, Robert Kelvin (60) di sebuah vila di kawasan Sanur, Bali, Minggu (19/10/2014).

"Soal uang, yang lebih tau Marthen dan Yanus. Saya hanya kebagian Rp 15 juta. Mestinya saya terima Rp 20 juta tapi Marthen bilang dipotong untuk dua orang pembantu sehingga saya terima Rp 15 juta. Uang saya gunakan untuk beli makan minum," ujar Rangga saat ditemui di Polsektif Loura, Minggu (18/1/2015).

Rangga ditangkap Sabtu (17/1) sekitar pukul 21.30 Wita oleh polisi Polsektif Loura bersama anggota intel dari Polres Sumba Barat.

Warga Desa Karuni, Kecamatan Loura Kabupaten Sumba Barat Daya yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Bali ini disergap di rumah bapak Tesa di Desa Bondo Bogilaha.

Rangga membunuh Robert Kelvin, bersama empat pelaku lainnya, semuanya berasal dari SBD, yaitu Yohanes (23) alias Yanus, Urbanus (22), Marthen Ngongo alias Marthen dan Aril.

Aril dibekuk oleh anggota Polres Badung sehari setelah penemuan jenazah Robert Kevin. Yohanes dan Urbanus dibekuk polisi di tempat persembunyian di Desa Mangganipi, Kecamatan Kodi Utara, Selasa (4/11/2014). Sementara Marthen Ngongo belum berhasil ditangkap.

Berita Rekomendasi

Secara kronologis Rangga menjelaskan keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Robert Kelvin.

Rangga yang baru tiga bulan berada di Bali, diajak Marthen dan Yanus ke lapangan Renon. Dalam perjalanan, dia justru dibawa ke Sanur. Selain mereka bertiga, ada juga Urbanus dan Ariel.

Mereka berlima dijemput dengan mobil, distir Julaikah Noor Aini, istri Robert Kelvin.

Dia dikasih tahu terkait rencana membunuh Robert Kelvin. "Karena sudah sama-sama jadi saya terlanjur ikut," ucapnya.

Sesampai di vila, lanjut Rangga, mereka berlima ditempatkan di dapur. Saat korban tiba dan berada di pintu dapur, istrinya mendorong korban lalu menutup pintu dapur. Mereka langsung berupaya membunuh korban.

Rangga mengungkapkan peran mereka berlima. Yanus memegang tangan kiri, kaki korban dipegang Urbanus, sementara Marthen dan Ariel mencekik leher korban. Dia memegang tangan kanan.

Cekikan tidak membuat Robert Kelvin mati seketika. Korban sempat berteriak dua kali. Lantaran takut suara teriakan didengar tetangga, Urbanus menusuk leher korban dengan pisau dapur hingga korban tewas.

"Istrinya suruh jangan sampai luka. Tapi karena takut ketahuan oleh karena korban berteriak sehingga Urbanus menusuk leher korban dengan pisau dapur," ujar Rangga sembari menambahkan saat kejadian istri korban ada.

Setelah korban tewas, para pelaku melaporkan kepada istri korban. Melihat banyak darah berceceran di dapur, istri korban mengeluarkan kain dan meminta para pelaku untuk membersihkan darah.

Selanjutnya mayat korban dibungkus dengan tas panjang, lalu dimuat di mobil untuk dibuang. Istri korban yang nyetir mobil. Di mobil ada juga dua pembantu Julaikah Noor Aini.

Menurut Rangga, rencananya mayat korban dibuang ke jurang yang dalam. Namun karena dalam perjalanan ada darah menetes di jalan sehingga diputuskan korban dibuang di got.

Rangga mengatakan, selesai melaksakan tugas, malamnya istri korban memberi uang Rp 50 juta.

Sehari setelah kejadian, kasih lagi Rp 50 juta. Pada hari Selasa sebelum kami berangkat pulang Sumba, dikasih Rp 50 juta lagi.

"Jadi, total semua uang Rp 150 juta. Soal uang, Marthen dan Yanus yang lebih tahu," ujarnya.

Pada Selasa (21/10/2014), Rangga bersama Marthen, Yanus dan Urbanus tiba di Tambolaka, SBD. Mereka langsung berpencar.

"Sejak tiba dari Bali, saya selalu berpindah-pindah tempat. Saat penangkapan Yanus dan Urbanus, saya dan Marthen ada di Lewa (Kabupaten Sumba Timur)," katanya.

Pria beristri dan beranak satu ini mengatakan, oleh karena ada perasaan takut sehingga tidak mau menyerahkan diri ke polisi.

"Keluarga pernah menyarankan saya menyerahkan diri, tapi saya tidak mau karena dihantui takut. Setelah ditangkap, saya rasa lebih tenang. Saya menyesal dengan apa yang saya buat. Semua keluarga menyesal, termasuk istri saya yang saat ini bekerja di Batam. Sekarang saya sudah siap hadapi proses hukum selanjutnya," ujar mantan anggota Banpol Polsektif Loura ini.

Kapolsektif Loura, Komisaris Polisi (Kompol) Sipri Abatan mengatakan Rangga akan dibawa ke Bali oleh tim dari Polda Bali untuk menjalani proses hukum selanjutnya.

Rangga bergabung dengan tersangka lainnya yang sudah lebih dulu mendekam di tahanan Polda Bali, yaitu Julaikah Noor Aini (istri korban), Aril, Urbanus, dan Yohanes serta dua pembantu Julaikah, Yeni dan Felli.

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas