Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Pulau Masalembu Terancam Kelaparan, Sebulan Tidak Ada Kapal Berlayar

"Kalau sampai akhir bulan Januari ini tidak ada juga kapal yang melayari pulau Masalembu, yakni warga disini akan kelaparan.

zoom-in Warga Pulau Masalembu Terancam Kelaparan, Sebulan Tidak Ada Kapal Berlayar
Kompas.com/Taufiqurrahman
Kapal Motor (KM) yang mengangkut penumpang ke beberapa pulau kecil di Sumenep, mengalami kelebihi muatan sampai ke bagian atas kapal terisi penumpang. 

TRIBUNNEWS.COM,SUMENEP – Sejak berakhirnya masa kontrak dua kapal perintis KM Amukti Palapa dan KM Sabuk Nusantara 27 yang selama ini berlayar dari daratan Sumenep ke Pulau Masalembu, berdampak pada roda perekonomian dan masyarakat kepulauan tersebut.

Bahkan kini warga setempat terisolir karena tak ada pasokan barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari.

Kindisi ini juga dibarengi dengan melambungnya harga bahan pokok atau sembako yang stoknya masih ada.

Bahkan ada sebagian toko sembako yang sudah mulai tutup karena stok dagangannya sudah habis.

Pasokan sayur mayur untuk pulau Masalembu yang terdiri dari empat desa ini sudah tidak ada lagi.

Asyari (45 ) pedagang asal Pulau Masalembu kepada SURYA menuturkan, dirinya sudah menyediakan sembako sejak sebulan lalu, ketika masih ada angkutan kapal perintis.

Namun demikian, kendati stok sembako sudah disediakan cukup banyak, namun akhirnya kini mulai menipis karena kebutuhan masyarakat terus menerus tiap hari, sedangkan angkutan kapal tidak ada untuk belanja barang dagangan ke Sumenep.

Berita Rekomendasi

"Kalau saya sendiri menjual sembako masih harga normal seperti sebelum habis kontrak kapal. Tapi tidak tahu kalau tingkat pengecer di daerah pinggiran sana," papar Asyari.

Albar As’ad (37) warga Desa Sukajeruk, Kecamatan Masalembu mengungkapkan, sejak tidak ada kapal perintis yang berlayar ke Pulau Masalembu, semua harga barang-barang mengalami kenaikan cukup tinggi.

Harga beras ukuran 24 kg yang semula hanya Rp 240.000, kini dijual Rp 300.000.

" Tidak hanya beras, harga bawang merah dan telur ayam pun naik. Saat ini bawang merah Rp 30 ribu perkilo,sebelumnya hanya Rp 18.000. Telur ayam buras yang sebelumnya dijual Rp 1.500 perbutir, sekarang dijual Rp 2.200,’’ ungkapnya.

Warga pulau Masalembu berharap, angkutan kapal segera pulih kembali. Karena janji Dinas Perhubungan Sumenep, kapal akan kembali melayari jalur Sumenep – Masalembu pada minggu pertama Januari 2015.

Namun hingga masuk minggu keempat Januari, masih belum ada tanda-tanda kapal perintis akan melayari kembali ke pulau Masalembu.

"Kalau sampai akhir bulan Januari ini tidak ada juga kapal yang melayari pulau Masalembu, yakni warga disini akan kelaparan. Jadi dimohon tender segera selesai dan kami segera terbebas dari isolasi seperti saat ini," pungkas Albar.

Kepala Dinas Perhubungan Sumenep, Moh Fadhilah melalui Kabid Perhubungan Laut dan Udara, M Choironi Argoto mengatakan masa kontrak kapal perintis yang biasa melayani penumpang ke pulau tersebut, sudah berakhir pada 31 Desember 2014 lalu. Dan saat ini masih proses tender .

"Kita tunggu, Insya Allah tender segera selesai dan jalur keperintisan kembali berlangsung normal," katanya.

Karena tiga kapal yang melayani jalur keperintisan ke Pulau Masalembu, yakni KM Amukti Palapa dengan home base Surabaya, KM Sabuk Nusantara 27 dengan home base Tanjung Wangi - Banyuwangi, dan KM Asia 1 dengan home Base di Bima, Nusa Tenggara Barat.(riv)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas