Pedagang Cabai Lereng Merapi Hentikan Pasokan ke Jakarta
Pengiriman cabai ke Jakarta dihentikan karena faktor cuaca.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Sejumlah pedagang sayuran dan cabai di lereng Merapi memilih untuk menghentikan pasokan cabai ke Jakarta seminggu terakhir ini. Akses jalan memasuki pasar-pasar Jakarta yang terendam banjir disebut menjadi pemicu.
Wiwin Sri Rubiyati, salah seorang pedagang cabai dari Krogowanan, Kecamatan Sawangan menjelaskan, dirinya terpaksa menghentikan pengiriman cabai ke Jakarta karena faktor cuaca. Dia mengatakan, memilih menghentikan pasokan cabai karena harganya jatuh.
Dia menjelaskan, banjir membuat cabai yang seharusnya sudah masuk Jakarta pada pukul 03.00 WIB, baru diterima pedagang di Jakarta sekitar pukul 14.00-15.00 WIB. Karena sudah terlalu lama di jalan, semua cabai yang dikirim sudah nyaris busuk.
“Karena faktor akses jalan terganggu itu, cabai nyaris membusuk di jalan, dan setelah sampai di Jakarta, pada akhirnya tidak bisa dipasarkan ke mana-mana karena hampir semua jalan terendam banjir. Hingga akhirnya harga jatuh dan hanya laku terjual Rp 10 ribu per kilogram (kg),” kata Wiwin kepada Tribun Jogja, Minggu (15/2/2015).
Melihat harga cabai jatuh itu, Wiwin akhirnya memutuskan untuk menjual cabai ke pasar lokal saja. Menurut Wiwin, di tingkat lokal, Magelang dan Yogyakarta, cabai keriting dan rawit bahkan bisa dijual dengan harga lebih tinggi dari harga di Jakarta, berkisar Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per kg.
“Meski dijual di pasar lokal, namun tidak menyebabkan pasokan cabai menumpuk di pasar lokal. Saat ini justru pasar kekurangan cabai dan aneka ragam sayuran, karena banyak terjadi kegagalan panen akibat tingginya intensitas hujan,” ujar Wiwin.
Dia menambahkan, jika biasanya bisa menerima pasokan satu ton hingga dua ton cabai dari petani, maka selama musim penghujan ini, saya hanya menerima dua hingga tiga kuintal cabai saja. Hal itu karena banyaknya petani yang mengalami gagal panen akibat hujan.
Pedagang pengecer di Pasar Muntilan, Kecamatan Muntilan, Cipto menjelaskan, di Pasar Muntilan, seringkali ada cabai yang dibuang pedagang lain karena gagal dikirim ke Jakarta. Cabai tersebut seringkali juga diambil oleh pedagang cabai lain, termasuk dirinya.
Namun, karena kondisinya yang sudah rusak, cabai tersebut tetap saja tidak laku terjual. Dia juga menjelaskan, saat ini cabai semakin sulit didapat di pasaran. “Jika biasanya bisa menerima minimal 50 kg cabai per hari, saat ini saya hanya menerima 10-20 kg cabai per hari,” jelasnya.
Meski makin sulit didapat, harga cabai masih relatif stabil. Harga cabai keriting mencapai Rp 13 ribu per kg, dan harga cabai rawit merah Rp 14 ribu per kg. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.