Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bawang Jadi Bisnis Pertama Seorang Siwono Yudo Husodo

Terjun ke dunia bisnis tak pernah direncanakan politikus Golkar, Siswono Yudo Husodo. Dia mengawali bisnis dari jualan bawang saat rehat kuliah.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Bawang Jadi Bisnis Pertama Seorang Siwono Yudo Husodo
Tribun Jateng/Deni Setiawan
Siswono Yudo Husodo memulai bisnisnya dari menjual bawang yang diambilnya dari Malang untuk dipasarkan di Jakarta dan Palembang. Saat itu tahun pertama Soeharto berkuasa. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Terjun ke dunia bisnis tak pernah direncanakan politikus Golkar, Siswono Yudo Husodo. Dia mengawali bisnis dari jualan bawang saat rehat kuliah.

"Saat itu saya 'dipaksa' rehat kuliah selama empat tahun. Tiba-tiba muncul ide, jualan hasil pertanian sembari mengisi waktu," ungkap pria yang akrab disapa Pak Sis ini.

Saat rehat kuliah, Pak Sis adalah mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Sipil. Jabatannya sebagai Wakil Laskar Komandan Soekarno, organisasi gerakan mahasiswa yang dilarang di zaman Presiden Soeharto, menjadi alasan pihak kampus menskorsingnya. Saat itu tahun 1966, awal Soeharto berkuasa menggantikan Soekarno.

Pemerintah pun gencar memberangus segala hal berbau Orde Lama, termasuk gerakan yang diikuti Pak Sis. "Padahal, kuliah di sana itu merupakan harapan besar orangtua agar saya menjadi seorang insinyur. Tidak hanya saya, orangtua pun frustasi melihat saya diskors," kata mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat periode 1988-1993 itu.

Disaat merasa tertekan, dia melihat peluang saat mengetahui harga bawang di Jakarta lebih mahal dari kota lain. Pak Sis mencari tahu daerah penghasil bawang dan mendatangkannya ke Jakarta.

"Ketika itu, saya menjalin kerja sama dengan petani bawang di Malang, Jawa Timur. Setelah Jakarta, bawang juga saya pasok ke Palembang yang ternyata harganya lebih tinggi," katanya.

Berita Rekomendasi

Sedikit demi sedikit, keuntungan diperoleh dari bisnis tersebut. Hasilnya, Pak Sis membeli motor BMW R27. "Hebat bukan?" ucap Komisaris Utama PT Bangun Tjipta Sarana itu.

Pria yang pernah menyabet penghargaan Bintang Mahaputera Adi Pradana pada 1992 itu pun semakin terdorong mendalami dunia bisnis. Awal 28 Januari 1969, dia mendirikan PT Bangun Tjipta Sarana yang bergerak di sektor konstruksi dan properti.

"Saya diterima lagi melanjutkan kuliah di ITB sekitar 1968. Sisa waktu sekitar setahun, dua mata kuliah, berhasil saya bereskan dan menyandang gelar Insinyur sesuai harapan orangtua. Saya akhirnya berikhtiar mengawali karir sebagai pengusaha dan modal awal ketika itu Rp 7,5 juta. itu tabungan hasil jualan bawang semasa diskors," jelasnya.

Dari modal itu, Pak Sis memulai menggarap beberapa proyek di Jakarta, dibantu dua rekan alumni ITB, Faturochman dan Lee Gan Young. Program Soeharto membangun insfrastruktur di Indonesia turut mendorong perkembangan usahanya.

Dia mulai mendapat proyek pembangunan jalan, perumahan, gedung perkantoran, bahkan pelabuhan. "Dari pengalaman itu saya memperoleh hikmah, untuk dapat terlepas dari kesulitan perlu cermat menangkap peluang yang ada di sekitarnya. Itu yang saya peroleh," papar pemilik Kawasan Wisata Umbul Sidomukti Kabupaten Semarang tersebut.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas