Riwayat Benteng Keraton Kini, Dijebol dan Tertutupi Bangunan Pertokoan
Sebagian besar benteng kini telah dikuasai pribadi-pribadi, dan tertutupi bangunan hunian maupun pertokoan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta mewacanakan penataaan kawasan seputar Benteng Keraton Yogyakarta. Sebagai salah satu penanda Keistimewaan Yogyakarta, Pemkot Yogya ingin agar sekeliling keraton bersih dan bisa terlihat dari luar.
"Kawasan Keraton idealnya (bangunan) Keraton dan bentengnya terlihat, dari semua sisi bisa terlihat. Cuma sekarang itu benteng sudah tak terlihat," kata Wali Kota Haryadi Suyuti beberapa waktu lalu. Namun, rencana besar itu bakal menemui kendala berat.
Sebagian besar benteng kini telah dikuasai pribadi-pribadi, dan tertutupi bangunan hunian maupun pertokoan. Bahkan di sejumlah bagian, benteng keraton telah dijebol, sehingga tidak ada lagi batas antara luar dan dalam benteng.
Padahal menurut Ketua RW 07, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Giri Kusumono Hadi, sebelum tahun 70an, sebagian bangunan Benteng Baluwerti masih berdiri cukup jelas dan melingkari lingkungan Keraton Yogyakarta.
Tebal dinding benteng tiga meter. Sedangkan di luar benteng, terdapat jagang atau parit selebar kurang lebih tiga mater dengan kedalaman empat meter. Keberadaan jagang tersebut berfungsi untuk pertahanan, agar ketika musuh datang tidak mudah menembus benteng.
Sedangkan dari empat sisi beteng terdapat lima gerbang atau plengkung.
"Tapi kemudian muncul banyak bangunan yang di era tahun 1970an hingga menutup jagang," kata Giri yang juga abdi dalem keraton ini.
Kini, jika memutari bangunan benteng, akan sulit melihat bangunan yang dahulu kokoh tersebut. Sepanjang penelusuruan, yang terlihat hanya bangunan permanen hunian, pertokoan, dan restoran atau rumah makan. Jagang tak terlihat lagi.
Didampingi petugas Kelurahan Panembahan, penelusuran lapangan oleh Tribun Jogja (Tribunnews.com Network) belum lama ini, di sisi utara dan timur bangunan beteng sudah hilang. Baik yang menghadap ke utara (Jalan Ibu Ruswo) maupun ke selatan, semua dikuasai bangunan hunian dan pertokoan.
Sedangkan bangunan benteng di sisi timur, atau Jalan Brigjend Katamso, bahkan ada bagian-bagian benteng yang dijebol. Kondisinya, di bagian luar benteng berupa pertokoan, sementara di bagian 'jeron beteng' digunakan garasi mobil.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, saat ini jika memutari benteng dari luar, maka yang dapat terlihat hanya di sejumlah sisi, antara lain pojok benteng barat laut, pojok benteng barat daya, pojok benteng tenggara.
Semua berupa bastion dan sebagian tembok benteng. Di sisi timur laut, praktis tertutup bangunan.
"Jika kita lihat dengan memutari benteng, yang dirusak itu sudah hampir merata," kata Haryadi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.