Lestarina Minta Polisi Hukum Berat Suaminya
Mansur digelandang aparat Polsek Terbanggi Besar, Jumat (27/2/2015) karena diduga telah melakukan sejumlah pembegalan, dan memakai narkoba.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNG SUGIH - Tak tampak raut penyesalan atau sedih dari wajah Lestarina (30), warga Gunung Agung Terusan Nunyai, Lampung Tengah. Dia justru beberapa kali meminta polisi supaya suaminya, Mansur (32), dihukum setimpal.
Mansur digelandang aparat Polsek Terbanggi Besar, Jumat (27/2/2015) karena diduga telah melakukan sejumlah pembegalan, dan memakai narkoba.
Lestarina mengaku sudah sering menasehati suaminya, dan meminta kepada pria yang sudah memberinya dua anak itu supaya tidak mengulangi kesalahannya. Apalagi sampai melakukan tindak kejahatan dan kriminal, seperti melakukan pembegalan dan memakai narkoba.
"Biarkan saja dia menanggung akibatnya. Ini ulahnya sendiri. Semoga polisi memberi hukuman yang setimpal karena dia orangnya tidak baik," kata Lestarina yang ditemui di Mapolsek Terbanggi Besar.
Menurut Lestarina, suaminya baru dua bulan menghirup udara bebas. Mansur pernah ditahan atas kasus narkoba. Selama bebas dari penjara, kata Lestarina, suaminya tidak pernah memberi nafkah. Justru dia kerap berbuat kasar dan sering memukul Lestarina, jika sedang marah.
Dia mengaku, selama empat tahun suaminya di penjara, untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dia bekerja di PT GGPC Terusan Nunyai.
"Pokoknya saya yang mau membuat laporan mengenai tindakan dia selama ini," kata Lestarina sambil memperlihatkan sejumlah bekas lebam di badannya karena dipukul Mansur.
Sementara Mansur membantah telah melakukan pembegalan sepeda motor dan penggelapan. Menurutnya, sepeda motor milik temannya itu hanya ia pinjam, dan memang belum sempat dikembalikan.
Mansur justru berkilah, sepeda motor milik rekannya itu memang hendak ia gadai ke orang lain dengan alasan untuk menutupi utang-utang istrinya kepada rentenir. Mansur mengaku utang tersebut mencapai jutaan rupiah.
Mansur dibekuk aparat di rumah mertuanya di Poncowati, Jumat pukul 10.00 WIB. Mansur terpaksa dilumpuhkan dengan dua timah panas. Tembakan itu terpaksa dilepaskan aparat, karena tersangka mencoba melawan petugas dengan senjata tajam, sambil berusaha melarikan diri melalui halaman belakang rumah.