Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Istri Gubernur Jabar Borong Batu Akik Sampai 6 Kilogram

Istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Netty Prasetyani Heryawan memborong batu akik dalam Pameran LKPj di Gedung Sate Bandung, Kamis (5/3/2015).

Editor: Sugiyarto
zoom-in Istri Gubernur Jabar Borong Batu Akik Sampai 6 Kilogram
KOMPAS.com/Reni Susanti
Istri Gubernur Jawa Barat, Netty Prasetyani Heryawan tengah memilih batu akik. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Netty Prasetyani Heryawan memborong batu akik dalam Pameran LKPj di Gedung Sate Bandung, Kamis (5/3/2015).

Dari pantauan Kompas.com, Netty ditemani sejumlah pejabat Pemprov Jabar berkeliling melihat produk-produk yang ditampilkan. Dari sekian banyak produk, Netty berhenti lama di setiap stand batu akik.

"Saya penasaran dengan batu akik yang lagi booming saat ini," ujar Netty.

Setelah berbincang dengan pedagang batu akik dan berdiskusi dengan pejabat Pemprov Jabar yang mengerti batu akik, Netty pun membeli dua buah batu akik.

Satu buah batu akik Pandan Suji dari Sukabumi seharga Rp 1 juta, dan satu lagi batu Topas Garut Rp 2 juta.

Tak hanya itu, Netty menggelontorkan uang Rp 21 juta untuk membeli bongkahan batu Panca Warna Ciangel dari Bungbulang, Garut seberat 6 kilogram.

Rencananya, batu tersebut akan disimpan di Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar.

Berita Rekomendasi

Selain membeli batu akik, Netty sengaja meminta kartu nama penjual. Rencananya, Ketua Dekranasda ini akan berkunjung ke galeri penjual untuk memilah-milah.

"Biar milihnya lebih enak," ucapnya.

Ketika ditanya apakah batu akik itu akan digunakan sendiri, Netty mengatakan, dirinya tidak menggunakan kalung maupun anting. Jadi ia akan mencari batu untuk dijadikan bros di jilbabnya.

Netty mengaku sengaja membeli batu akik sebagai bentuk apresiasi terhadap produk lokal. Batu-batu tersebut memiliki nilai tambah ketika diolah dengan baik.

"Batu-batu ini awalnya hanya sebongkah batu yang mudah ditemukan siapa saja. Tapi begitu diolah memiliki nilai tambah sehingga harganya menjadi mahal," tutupnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas