Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ruhut: Tindak Oknum Polisi Sekap dan Borgol Wartawan Tribun Lampung

tindakan oknum polisi yang memborgol dan mengancam menembak Rd seorang wartawan Tribun Lampung harus ditindak tegas.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ruhut: Tindak Oknum Polisi Sekap dan Borgol Wartawan Tribun Lampung
Youtube
Rd, wartawan Tribun Lampung yang menjadi korban pembekapan dan pemborgolan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI Ruhut Poltak Sitompul mengatakan, tindakan oknum polisi yang memborgol dan mengancam menembak Rd seorang wartawan Tribun Lampung harus ditindak tegas.

"Jadi kalau benar dia melakukan hal itu, Propam Polda Lampung harus menindak tegas," kata Ruhut kepada Tribunnews.com di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Namun menurutnya, jika memang wartawan tersebut terbukti berkaitan dengan narkotika harus juga diperiksa.

"Saya jadi lawyer ngga pernah menerima kasus narkoba dan korupsi. Jadi kalau memang wartawannya terbukti harus juga ditindak," kata Ruhut.

Diberitakan sebelumnya, Rd dibekap, diborgol, dan diancam tembak di kediamannya Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, digerebek polisi pada Rabu (4/3/2015) siang. Padahal, ia tidak melakukan perlawanan atau hendak melarikan diri.

Para polisi yang berpakaian preman itu beralasan, penggeledahan dilakukan karena ada dugaan rumah tersebut digunakan sebagai tempat transaksi narkoba.

Hasil penggeledahan tidak menemukan barang bukti apapun terkait narkoba. Bahkan, tes urine terhadap Rd, yang langsung dilakukan setelah penggeledahan, menunjukkan hasil negatif.

Berita Rekomendasi

Berikut ini penuturan wartawan Tribun Lampung, Rd, yang hingga Rabu malam mengaku masih sangat trauma diperlakukan bak teroris.

Siang itu, saya pulang ke rumah untuk mengambil susu anak saya yang baru berusia dua bulan. Karena saya dan istri bekerja, maka anak saya titipkan di rumah mertua.

Anak saya masih menyusu ASI. Karena istri saya kerja, ia menyimpan ASI di botol. ASI-nya disimpan di rumah.

Biasanya, setiap siang, saya pulang ke rumah untuk mengambil ASI, kemudian mengantarkan ke rumah orangtua saya.

Sekitar pukul 13.00 WIB, saya pulang ke rumah seperti biasa untuk mengambil ASI serta makan siang. Ketika selesai makan siang, saya sedianya hendak mandi. Tapi, saya dengar orang mengetuk pintu rumah.

Saat pintu saya buka, ada seorang pria berdiri di antara celah pintu. Pria tersebut menyebut sebuah nama yang sedang ia cari.

Saya bilang, saya tidak tahu. Di rumah saya tidak ada nama itu. Mungkin salah rumah. Saya lupa nama yang ia sebutkan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas