Satu Keluarga di Bali Digigit Anjing Rabies
Gusti Ayu Kade Ariani (40) dan dua cucunya menjadi korban gigitan anjing yang diduga terjangkit rabies, Kamis (19/03/2015).
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.NEGARA - Gusti Ayu Kade Ariani (40) dan dua cucunya warga Lingkungan Pangkung Manggis, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali menjadi korban gigitan anjing yang diduga terjangkit rabies, Kamis (19/03/2015).
Lantaran diduga positif terinfeksi virus rabies, induk anjing dan lima ekor anaknya dieliminasi pihak kelurahan.
Informasi yang berhasil dihimpun Tribun Bali, gigitan terjadi dua kali pada waktu yang berbeda. Gigitan pertama pada Senin (09/03/2015) lalu dengan korbannya Sayu Putu Arniasih (12) yang digigit jari manis tangan kanan, betis kanan, dan pinggul kirinya.
Kasus kedua terjadi pada Senin (16/03/2015) anjing menggigit Gusti Ayu Kade Wiriastuti (7) dengan luka gigitan pada pergelangan kaki kanan dan neneknya Gusti Ayu Kade Ariani yang digigit jempol kaki kanannya.
Lurah Baler Bale Agung, I Putu Nova Noviana saat dikonfirmasi Kamis (19/03/2015), mengakui peristiwa gigitan anjing kampung. Anjing yang menggigit tuannya itu akhirnya dibunuh pada saat gigitan pertama yaitu induk anjingnya dan pada Kamis siang kemarin kembali dengan mengeliminasi empat ekor anaknya.
Awalnya, kata dia, kasus gigitan pertama ini belum diketahui positif rabies karena induknya sudah dibunuh. Setelah digigit, korban Arniasih kemudian menderita demam tinggi. Kemudian gigitan kedua pada Wiriastuti dan neneknya anjing yang menggigit tersebut kemudian diambil sampel otaknya oleh petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Jembrana dan dikirim laboratorium di Denpasar.
"Sampelnya dikirim Senin (16/03/2015) kemarin dan hasilnya langsung keluar sorenya. Makanya tadi (kemarin) sisa anak anjingnya langsung dieliminasi. Korban yang pertama dan adiknya itu sudah mendapatkan suntik VAR (Vaksin Anti Rabies)," ujarnya.
"Karena kekosongan VAR, yang neneknya itu baru tadi mendapat suntikan VAR. Itu juga kami dari kelurahan berinisiatif dengan urunan karena yang bersangkutan termasuk KK (kepala keluarga) miskin," jelas Nova. (*)