TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lantaran masuk pidana umum, maka kasus penculikan dan pembunuhan dua orang personel Komando Distrik Militer 0103 Lhokseumawe, Aceh Utara, dipimpin oleh Polri.

Hal itu diutarkan oleh Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Anton Charliyan, Rabu (25/3/2015) di Mabes Polri.

Sementara itu, pihak TNI hanya berperan memasok data intelijen menyoal dugaan kelompok pelaku.

"Ini kan masuknya pidana umum. Otomatis, Polisi leading dalam kasus ini. Kalau TNI data intelejennya kan kuat, tentu kita butuhkan juga," tegas Anton.

Anton melanjutkan hingga saat ini pihaknya belum mendapat informasi soal perkembangan kasus tersebut. Pasalnya anggota masih melakukan pengembangan atas kasus tersebut.

"Kami masih mendalami, soal penegakan hukumnya, ya mohon percayakan saja kepada kepolisian," tegas Anton.

Untuk diketahui, dua jenazah anggota intel kodim yang diduga di culik sejak Senin 23 maret 2015 lalu akhirnya Selasa (24/3/2015) ditemukan, berada di Desa Bate Pilah kec. Nisam Antara Kab. Aceh utara.

Informasi yang dihimpun di lapangan, diduga kedua korban diculik oleh kelompok orang tidak dikenal dari Pokjat Din Minimi.

Kejadian bermula pada Senin 23 Maret 2015, terjadi penculikan terhadap dua anggot Unit Intel Kodim 0103 yakni Sertu Indra, dan Serda Hendrianto.

Diduga pelakunya berjumlah sekitar 15 orang di dekat rumah Mukim Daud Kp. Alupapan Ds. Alumbang Kec. Nisam Antara Kab. Aceh Utara.

Dimana sebelumnya, kedua korban tengah bertugas monitoring keberadaan pokjat Din Minimi. Dan mereka bersilaturahmi dengan Mukim Daud.

Kemudian jarak sekitar 300 m dari rumah Mukim Daud, keduanya didatangi oleh 15 orang tidak dikenal yang langsung membawa keduanya ke dalam sebuah mobil.

Keduanya dibawa ke arah Ds. Sido Mulyo Kec. Kuta Makmur Kab. Aceh Utara. Dan sekitar pukul 17.30 WIB, terdengar suara letusan senjata api sebanyak 3 kali di sekitar TKP Ds. Alumbang Kec. Nisam Antara.