KPAI Tuding Pemerintah Gagal Lindungi Anak-anak dari Paham Radikalisme
KPAI, menuding pemerintah kecolongan dan gagal melakukan perlindungan terhadap paham radikalisme yang mengancam anak-anak Indonesia.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Beredarnya video latihan perang anak indonesia yang diduga bergabung kelompok Islamic State in Iraq and Syiria (ISI) di Suriah yang di unggah di jejaring sosial memantik keprihatinan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
KPAI, menuding pemerintah kecolongan dan gagal melakukan perlindungan terhadap paham radikalisme yang mengancam anak-anak Indonesia.
“Jelas pemerintah kecolongan,” kata Ketua KPAI Asrarun Niam Saleh saat hadir di Pondok Pesantren Seblak Diwek Jombang, Kamis (26/3/2015) sore.
Menurutnya, beredarnya video latihan perang anak Indonesia yang diduga pengikut ISIS di Suriah yang diunggah you tube, serta tertangkapnya jaringan pengikut ISIS di sejumlah wilayah di Jawa Timur, semakin menguatkan keseriusan ancaman ISIS di Indonesia.
“Anak-anak yang masih dalam usia labil, boleh jadi dianggap target dan sasaran empuk rekrutmen kelompok pendukung ISIS. Dalam hal ini, pemerintah mestinya melakukan perlindungan,” kata Niam Saleh.
KPAI mendesak pemerintah untuk lebih ketat dalam melakukan pengawasan pendidikan dan melakukan sejumlah langkah preventif menghadapi penyebaran radikalisme, terutama jaringan pendukung ISIS di inodensia.
“Kami juga mendesak mendesak diterbitkanya Perppu Peraturan Pengganti Undang-undang) sebagai payung hukum penanganan terhadap penyebaran kelompok pendukung ISIS di Indonesia,” tegas Niam Saleh.
Diberitakan sejumlah media, video latihan perang yang melibatkan anak-anak berusia belasan tahun, dan berisi pendidikan daulah Islamiyah kelompok ISIS sebelumnya beredar di ejajring sosial youtube.
Hingga hingga saat ini aparat kepolisian dan intelijen masih terus melakukan penyeldikan atas propaganda pendukung ISIS melalui penyebaran video tersebut.