Subsidi Dihapus, Konsumen Minyak Tanah Berkurang
Sejak subsidi dihapus pangkalan minyak tanah malah sepi
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM,NUNUKAN- Berbeda dengan pemandangan di sejumlah pangkalan yang penuh dengan antrean warga saat akan membeli minyak tanah bersubsidi, sejak subsidi dihapus pangkalan malah sepi.
Jerry, pemilik pangkalan minyak tanah Karya Lim Jasa Utama, di Pasar Baru, Kelurahan Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan bahkan mengeluhkan sepinya pembeli minyak tanah.
Jerry yang biasanya memasok hingga empat drum minyak tanah bersubsidi, kini hanya menyediakan satu drum minyak tanah.
Itupun hanya untuk uji coba melihat respon pembeli minyak tanah.
Sejak mendatangkan minyak tanah pada Jumat (27/3/2015) lalu, satu drum minyak tanah itu belum habis terjual. Berbeda saat masih menjual minyak tanah bersubsidi, masyarakat rela antre berjam-jam, sehingga dalam waktu singkat empat drum minyak tanah ludes terjual.
Minyak tanah bersubsidi dihargai Rp5.000 perliter. Sementara minyak tanah non subsidi dijual hingga Rp20.000 perliter.
"Saya kadang tidak enak menjawab kalau ditanya berapa harga minyak tanah? Tapi mau bagaimana? Kita saja mengambil harga di agen Rp18.500," ujarnya.
Kepala Bidang Minyak dan Gas pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Nunukan, Elirath mengatakan, penghentian distribusi minyak tanah bersubsidi ini merupakan konsekuensi dari pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas elpiji bersubsidi tabung 3 kilogram.
Berbeda dengan warga di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik, minyak tanah bersubsidi masih bisa dinikmati warga Kabupaten Nunukan di wilayah daratan Kalimantan.
"Di sana masih jalan terus. Setiap bulan mereka mendapatkan jatah 59 kiloliter. Itu jalan terus, sampai sekarang belum ada informasi sampai kapan mereka masih tetap menikmati minyak tanah bersubsidi," ujarnya.
Dijelaskannya, penghentian distribusi minyak tanah bersubsidi di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik dilakukan secara bertahap dengan mengurangi kuota pengiriman sejak awal tahun ini.
Dari kuota masing-masing 170 kiloliter setiap bulannya di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik, pengiriman terakhir hanya menyisakan kuota 85 kiloliter.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.