Rektor UGM Pernah Dilarang Satpam Masuk ke Kampung
Sosok Kartini ternyata mempunyai nilai lebih di mata Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Dwikorita Karnawati MSc PhD.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Sosok Kartini ternyata mempunyai nilai lebih di mata Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Dwikorita Karnawati MSc PhD.
Bagi Dwikorita, Kartini mengajarkan perempuan Indonesia untuk maju, juga mengajarkannya untuk berkarya lebih luas.
Kepemimpinan perempuan di beberapa instansi di Indonesia pun katanya tidak lepas dari kontribusi Kartini.
Hari Kartini sebaiknya tidak diperingati harinya saja, namun juga harus dipahami nilai-nilai yang beliau perjuangkan.
Hal itu dikatakan Rektor perempuan pertama di UGM, Prof Dwikorita Karnawati.
Dia melanjutkan, emansipasi yang diajarkan Kartini tidak hanya berbentuk perempuan yang memimpin suatu lembaga.
Lebih jauh, Dwikorita menjelaskan bahwa nilai yang diajarkan Kartini adalah memberi kesempatan perempuan untuk maju.
Pun maju di sini dapat dimaknai dengan arti yang luas. Baginya ibu rumah tangga yang berhasil membuat anaknya mandiri bahkan hingga sukses merupakan bentuk emansipasi.
Dia pun mencontohkan dirinya. Dia bisa menjadi rektor sekarang ini berarti yang patut diberi selamat yakni ibunya. Bukan dirinya.
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan memajukan keluarga juga termasuk bentuk emansipasi yang tidak boleh dilupakan.
“Kita tidak boleh mengerdilkan pekerjaan ibu rumah tangga,” pesan Dwikorita.
Dia pun menceritakan, pernah suatu ketika Dwikorita memasuki gerbang kampus UGM, kemudian ditolak satpam tidak boleh masuk.
Hal tersebut lantaran Dwikorita tidak selalu memakai mobil dinas UGM dan ketika itu dia memakai mobil anaknya.
Meski demikian, saat satpam tahu mobil yang mereka larang masuk yakni mobil rektornya, Dwikorita hanya tersenyum tanpa memarahinya.
“Sewaktu tahu kalau saya rektor ya saya hanya senyum. Mereka kan niatnya baik, menjalankan tugas. Jadi untuk apa dimarahi,” ungkap peraih gelar doktor dari Inggris ini. (tribunjogja.com)