Wiyarno, Dalang Wayang Kulit Sekaligus Penjaja Soto
Tak pernah terpikirkan oleh diri Wiyarno (35), untuk menggeluti dua profesi yang sangat berbeda, yaitu menjadi penjual soto dan dalang wayang kulit
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNNEWS.COM - Tak pernah terpikirkan oleh diri Wiyarno (35), untuk menggeluti dua profesi yang sangat berbeda, yaitu menjadi penjual soto dan dalang wayang kulit.
Wiyarno sudah menghabiskan waktu 12 tahun menjadi penjual soto di depan Inna Garuda Hotel, di sekitaran kawasan Malioboro, Yogyakarta. Pada awalnya ia hanya mengikuti kakaknya berjualan, dan hingga pada akhirnya ia berjualan soto sendiri.
Ia mengakui, dengan berjualan soto ia bisa mendapatkan penghasilan tetap untuk menghidupi keluarganya. Untuk menjadi dalang, Wiyarno mengatakan, hal itu merupakan kebutuhan batin yang wajib ia penuhi.
"Dulu saya hanya pencinta dunia seni, karena merasa belum memiliki ilmu yang cukup untuk menjadi pelaku seni," Wiyarno menuturkan.
Nano, begitu ia biasa disapa, mengatakan, dirinya pernah mengenyam pendidikan formal sebagai seorang dalang selama tiga tahun. Ia mengenyam pendidikan pedalangannya di Yayasan Habirandha Yogyakarta.
Ketika itulah ia mulai merasa percaya diri untuk terjun langsung menjadi pelaku seni, yaitu menjadi dalang. Berkat ilmu yang ia dapat itu, ia bisa lebih leluasa untuk terjun langsung di dunia seni.