Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

80 Persen Warga Aceh Anggap Imunisasi Haram, Ini Alasannya

Menurut Harilina, imunisasi penting dilakukan kepada anak demi kekebalan dan daya tahan tubuh anak.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in 80 Persen Warga Aceh Anggap Imunisasi Haram, Ini Alasannya
Warta Kota/Nur Ichsan
Kader Posyandu Wijayakusuma Rw 03, Kelurahan Tanahtinggi, Kota Tangerang sedang memberi pelayanan pemeriksaan kesehatan warga setempat, Selasa (10/2). Pada saat ini pelayanan kesehatan semakin ditingkatkan untuk mengantisipasi serangan penyakit yang muncul berbarengan dengan datangnya musim hujan dan banjir seperi batuk, pilek, panas, dan diare, khususnya pada balita dan ibu hamil. Warta Kota/nur ichsan 

TRIBUNNEWS.COM, MEULABOH - Hampir 80 persen masyarakat di seluruh kabupaten/kota di Aceh masih menganggap imunisasi terhadap anak itu haram setelah munculnya isu bahwa vaksin mengandung enzim babi.

Para dokter menyebutkan salah paham ini membuat upaya peningkatan kualitas kesehatan sulit diwujudkan.

“Ini yang menjadi kendala kita di lapangan selama ini, jika ada 10 ibu yang membawa anak saat imunisasi, hanya dua ibu yang mau anaknya di imunisasi,” kata Dr. Harilina Dimiati, SPAK, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh di Meulaboh, Minggu (3/5/2015).

Menurut Harilina, imunisasi penting dilakukan kepada anak demi kekebalan dan daya tahan tubuh anak.

Oleh karena itu, untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa imunisasi itu halal dan penting dilakukan, IDAI Aceh menggelar seminar mengenai pro kontra halal dan haram imunisasi di Kabupaten Aceh Barat dengan melibatkan ulama dan berbagai kalangan masyarakat setempat.

“Ini salah satu upaya kita untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa imunisasi itu halal dan penting dilakukan untuk anak. Di sini peran ulama sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat awam bahwa imunisasi itu halal, dan dari seminar ini nanti akan lahir rekomendasi ulama terhadap imunisasi,” tegasnya.

Penulis: Kontributor Kompas TV, Raja Umar

BERITA REKOMENDASI
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas