Pakai Gunting, Perempuan itu Tikam hingga Tewas Ketua DPC PAN Nabire
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Kepolisian Daerah Papua Kombes Patrige Renwarin mengatakan pelaku pembunuhan kemungkinan lebih dari satu orang
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jayapura – Kepolisian Resor Nabire dibantu warga sekitar lokasi kejadian belum juga menemukan jasad Manfred Madai, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Amanah Nasional (PAN) Kabupaten Nabire yang hilang sejak Kamis (14/5/2015) malam lalu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Kepolisian Daerah Papua Kombes Patrige Renwarin mengatakan pelaku pembunuhan kemungkinan lebih dari satu orang dan bukan dilakukan sendiri oleh AK, teman wanita Manfred.
Menurut Patrige, AK sudah menyerahkan diri ke Mapolres Nabire sejak Sabtu (16/5/2015) lalu, dan mengakui perbuatan membunuh Manfred Madai.
“Dari hasil olah TKP dan sikap yang ditunjukkan pelaku, tidak menutup kemungkinan pelaku lebih dari satu orang,” jelas Patrige melalui telepon selulernya, Minggu (17/5/2015) malam.
Dijelaskan Patrige, dalam prarekonstruksi yang dilakukan di Pantai Nabire, Sabtu (16/5/2015) lalu diketahui sebelum kejadian, Manfred bersama AK pergi bersama menggunakan mobil Avanza ke Pantai Nabire, sekitar pukul 23.00 WIT. Mereka lalu memarkir mobil di pinggir pantai, lalu keduanya duduk berdua di kursi tengah.
“Belum diketahui apa yang mereka bicarakan, namun mereka lalu terlibat pertengkaran dan AK mengaku mengambil gunting yang berada di dashboard mobil lalu menikam Manfred,” jelas Patrige.
Setelah menikam Manfred, AK lalu keluar dari mobil menuju ke pantai membersihkan bekas darah dan membuang gunting yang dipakai menikam Manfred. Saat kembali ke mobil, AK melihat Manfred berdiri dibelakang mobil.
“AK lalu menyalakan mobil langsung mundur menabrak korban. Melihat korban sempat berdiri lagi, AK lalu turun mengambil batu lalu memukul kepala korban. AK mengaku langsung meninggalkan korban lalu kembali ke rumahnya di Karang Mulia,” jelas Patrige.
Guna mengungkap kasus ini, Patrige mengaku pihaknya masih terus mengembangkan kasus ini dengan mencari saksi lain dan menemukan jasad korban.
(Kontributor Jayapura, Alfian Kartono)