Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Takut Isu Demo Berbau SARA, Ratusan Toko di Muntilan Tutup, Aktivitas Ekonomi Lumpuh

Aktivitas perekonomian masyarakat Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/5/2015) lumpuh.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Takut Isu Demo Berbau SARA, Ratusan Toko di Muntilan Tutup, Aktivitas Ekonomi Lumpuh
SURYA/Haorrahman
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG- Aktivitas perekonomian masyarakat Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/5/2015) lumpuh.

Hal ini terjadi menyusul munculnya isu aksi demontrasi besar-besaran untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Rabu (20/5/2015) siang.

Pantauan Kompas.com di lapangan, ratusan toko di kawasan Jalan Pemuda Muntilan tutup, termasuk para pedagang kaki lima yang memilih untuk tidak membuka lapak mereka sejak pagi.

Lalu lintas di jalur utama Magelang-Yogyakarta itu juga tampak lebih lengang dibanding hari biasanya. Sementara, ribuan personel polisi terlihat berjaga-jaga di sejumlah titik di Muntilan.

Bahkan, polisi diketahui sudah berjaga sejak Selasa (19/5/2015) malam. Mereka mendirikan tenda-tenda di halaman Kelenteng Hok An Kiong, Jalan Pemuda, Muntilan.

Daryono, Ketua Kelompok Informasi dan Komunikasi Desa Muntilan, mengatakan, sudah sejak lima hari terakhir warga mendapat informasi yang tersebar melalui pesan berantai Blackberry Messenger (BBM).

Pesan tersebut berisi rencana aksi demontrasi berbau SARA, yang bakal dilakukan ratusan warga dari berbagai organisasi masyarakat untuk mengkritisi berbagai kebijakan Pemerintah yang dinilai tidak pro rakyat.

BERITA REKOMENDASI

Dalam pesan itu juga disebutkan bahwa massa akan memblokade jalan hingga aksi membakar ban dan sebagainya.

"Setelah ada isu itu, para pemilik toko di Muntilan memilih untuk tutup tidak jualan. Mereka takut karena trauma peristiwa tahun 1998 silam," ujar Daryono.

Daryono sangat menyayangkan beredarnya isu itu. Sebab, hal itu berdampak langsung pada sisi psikologis warga. Warga menjadi takut beraktivitas. Padahal, sejauh ini warga Muntilan senantiasa hidup rukun dan tenang.

"Kalau mau demo ya yang benar, silakan menyuarakan pendapat. Tidak perlu anarkis apalagi pakai isu SARA. Kami ingin Muntilan tenang seperti semula," kata Daryono.

Sumarjo, seorang tukang ojek di Jalan Pemuda Muntilan, mengeluhkan adanya isu yang menyesatkan, karena berdampak pada jumlah pendapatannya sebagai tukang ojek.

Sejak Rabu pagi, kata Sumarjo, arus lalu lintas di Jalan Pemuda sepi, akibat tidak ada aktivitas jual beli masyarakat di toko-toko dan pasar tradisional di kawasan itu.

"Sampai siang ini baru tiga orang penumpang, padahal biasanya sudah ada 5-10 penumpang," kata Sumarjo yang diamini rekan-rekannya sesama tukang ojek.

Namun Diah, seorang pedagang buah-buahan, mengaku tidak terpengaruh dengan beredarnya isu tersebut. Ia pun tetap membuka lapak buah-buahannya di Jalan Veteran, tetapi hasil penjualannya merosot tajam dibanding hari biasanya.

"Sepi sekali, Mbak. Hanya ada 1-2 orang saja yang beli," ungkap Diah. (tribunjateng/ika fitriana)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas