"Kami Rakyat Miskin Dizalimi Karena Beras yang Kami Tebus Baunya Apek dan Tak Layak Dimakan"
Mutiah berharap, pemerintah mau menggantinya dengan beras yang lebih baik.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SAMPANG - Bukannya mendapatkan beras berkualitas dari Badan Urusan Logistik (Bulog), warga miskin di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, malah harus gigit jari.
Beras yang dibagikan untuk kali pertama pada tahun 2015 ini ternyata malah berbau apek, berwarna kecoklatan, bercampur kerikil, bercampur gabah kering, dan terdapat banyak hewan pemakan beras di dalamnya.
Mutiah, salah satu warga asal Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Kota, Kabupaten Sampang, menjelaskan, beras bagi masyarakat miskin (raskin) yang diterimanya tidak layak konsumsi. Beras itu hanya sekali dimasak, dan sisanya langsung untuk pakan ayam.
"Kemarin, setelah dimasak dan dimakan, perut jadi sakit dan rasanya tidak enak, tidak seperti rasa beras hasil panen sendiri," ungkap Mutiah, Kamis (28/5/2015).
Adapun beras bersubsidi itu, lanjutnya, harus ditebus dengan harga Rp 24.000 per kepala keluarga. Tiap-tiap rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSM) diwajibkan menebus raskin 15 kilogram.
"Kami rakyat miskin merasa dizalimi karena beras yang kami tebus baunya apek dan tidak layak untuk dimakan. Jika dimakan, sama saja mendatangkan penyakit," ujarnya.
Mutiah berharap, pemerintah mau menggantinya dengan beras yang lebih baik. Jika tidak diganti, dirinya meminta agar uang tebusan dikembalikan.
Sementara itu, Dwi Heru Kiswanto, Koordinator Lapangan Bulog Sampang, enggan memberikan penjelasan saat dikonfirmasi. Dia mengaku tidak berwenang untuk memberikan penjelasan mengenai kualitas beras.
Menurut Dwi, dirinya hanya bertugas untuk menyampaikan beras kepada tiap-tiap RTSM. Dwi hanya menunjukkan surat dari Kepala Bulog Jawa Timur bahwa yang berhak untuk menjawab keluhan masyarakat adalah Kepala Bulog Subdivre Madura.
Di Kabupaten Sampang, jumlah penerima raskin tahun 2015 mencapai 108.647 RTSM.
Penulis: Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman