Rayakan Waisak, Umat Budha di Batu Malang Galang Bantuan untuk Rohingnya
Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2559 atau Tahun 2015 diwarnai dengan penggalangan bantuan untuk pengungsi Rohingya
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BATU - Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2559 atau Tahun 2015 diwarnai dengan penggalangan bantuan untuk pengungsi Rohingya sebagai ungkapan perasaan sedih Umat Budha Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang terhadap nasib para pengungsi Rohingya yang kini sebagian berada di Indonesia.
"Kepedulian dengan nasib sesama manusia itu kami suarakan dan sampaikan pada umat Budha dalam peringatan Hari Tri Suci Waisak kali ini, disini ada kegembiraan disana ada kesusahan," kata Bhikkhu Khantidharo, Ketua Padepokan Dhammadipa Arama, Selasa (2/6/2015).
Dijelaskan Bhikku Khantidharo, dalam penggalangan bantuan kepada pengungsi Rohingya, Vihara Dhammadipa Arama telah menggelar pertemuan dengan Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah (MTDHK) untuk membahas masalah kekerasan yang dialami muslim Rohingya di Myanmar, 29 Mei 2015.
Bersama Ketua MTDHK, Abdullah S Hadromi menghasilkan lima pernyataan sikap untuk pemerintah Myanmar. Yakni umat Budha di Malang Raya meminta kepada Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta agar menghentikan kekerasan yang dilakukan Pemerintah Myanmar terhadap umat muslim Rohingya.
"Kami umat Budha di Kota Batu dan sekitarnya sangat memprihatinkan peristiwa kekejaman yang dialami umat muslim Rohingya di Myanmar," kata Khantidharo.
Pernyataan sikap yang kedua, ungkap Khantidharo, bersama MTDHK siap mengirimkan surat pernyataan sikap kepada Kedutaan Besar Myanmar untuk menghentikan kekerasan di Myanmar.
Pernyataan sikap lain yakni pihaknya akan menghimbau kepada seluruh Vihara di wilayah Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang untuk memasang spanduk keprihatinan "Save Rohingya".
Dan pernyataan sikap yang terakhir, Vihara dan MTDHK siap mempublikasan pernyataan sikap itu demi menyelamatkan nasib umat muslim Rohingya.
"Sebagai sesama manusia, kami merasa terpanggil untuk menyelamatkan umat muslim Rohingya. Karena perbuatan menolong sesama manusia tergolong perbuatan mulia," ucap Khantidharo.
Penggalangan dana amal untuk muslim Rohingya sendiri dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama saat Perayaan Waisak, 2 Juni 2015 dan saat pelaksanaan Dhamma Shanti Waisak, 7 Juni 2015.
"Nanti setelah dananya terkumpul. Segera kita serahkan kepada pengungsi Rohingya di Aceh. Marilah kita terus berbuat kebaikan untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Buatlah hidup ini bermanfaat untuk orang lain. Agar memperoleh kedaiman dihati," tutur Khantidharo yang tidak akan membatasi waktu pengumpulan bantuan ke pengungsi Rohingya.
Yang ketiga, mengharapkan kerja sama seluruh umat di Indonesia untuk bahu membahu bergandengan tangan menghentikan kekerasan dan pembantaian muslim Rohingya di Myanmar.