Diterjang Ombak Besar 18 Peti Kemas Berisi Kendaraan Mewah Jatuh ke Laut Banda
Sebanyak 18 peti kemas yang diangkut Kapal MV Spring Mas milik perusahan pelayaran Temas Line, jatuh ke laut Banda.
Editor: Budi Prasetyo
Laporan wartawan Tribun Manado Christian Wayongkere
TRIBUNNEWS.COM. BITUNG - Sebanyak 18 peti kemas yang diangkut Kapal MV Spring Mas milik perusahan pelayaran Temas Line, jatuh ke laut Banda. Musibah itu diduga akibat kapal diterjang ombak besar.
Peristiwa itu terjadi saat kapal sedang dalam perjalanan mengangkut ratusan peti kemas berisi berbagai macam barang. Kapal bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Kapal mampir di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kemudian Pelabuhan Makassar. Selanjutnya bertolak ke Bitung untuk bongkar muat peti kemas di Terminal Peti kemas Bitung (TPB).
"Memang tujuan kapal ke Bitung. Kejadiannya belum dapat dipastikan apakah hari Senin (8/6/2015) atau hari sebelumnya karena pihak Temas Lines masih belum mengkonfirmasi," ujar sumber di lapangan, Senin (8/6/2015).
Lanjut dia, terjatuhnya 18 peti kemas ke laut Banda selain disebabkan karena faktor alam yakni terpaan ombak tinggi diduga karena menyalahi prosedur muatan. Lazimnya hanya menyusun tiga tumpukan petikan kemas berukuran 40 fit. "Namun kondisi yang ada malah melebihan jumlah susunannya sudah empat susun ke atas," kata sumber.
Sumber lainnya menilai jatuhnya 18 peti kemas milik perusahan pelayaran Temas Line ada unsur sabotase. Menurut sumber yang minta identitasnya dirahasiakan jika penyebab karena hantaman ombak pasti bukan hanya 18 peti kemas yang jatuh ke laut melainkan semua peti kemas di dalamnya ikut terjatuh ke laut.
"Sepengetahuan kami yang bergelut di jasa bongkar muat peti kemas seperti ini, untuk kapal-kapal angkut peti kemas bisa menyusun empat hingga lima peti kemas ke atas," terangnya.
Indikasi adanya sabotase terhadap dugaan jatuhnya 18 peti kemas diperkuat setelah informasi isi di dalam peti kemas itu adalah kendaraan mewah. Oleh pihak yang tidak bertanggung jawab hendak mencuri mobil-mobil itu dengan alibi terjatuh ke laut.
"Atau bisa saja mereka ingin mendapat asuransi kehilangan sehingga melakukan alibi peti kemas itu jatuh ke laut," tandasnya.
Pihak Temas Line yang bersua dengan wartawan di dermaga TPB saat menyaksikan evakuasi enggan berkomentar banyak. Jefry selaku kepala Kantor Temas Line Bitung mengaku dirinya belum bisa memberikan keterangan. "Maaf saya masih pusing dengan kejadian ini, pimpinan tidak ada ditempat jadi belum bisa kasi keterangan. Total peti kemas yang diangkut kapal 464," kata Jefry sembari menuju ke atas kapal.
Pihak Terminal Peti Kemas Bitung (TPB) mengatakan, peristiwa tersebut benar terjadi di laut Banda, namun pihak TPB enggan memberikan keterangan detail mengenai waktu kejadian. "Kapal ini tiba di sini sudah seperti ini (peti kemas yang diangkut berantakan diatas kapal), tiba sekitar pukul 10.00 Wita," tutur Sardi, Manager Operasional di sela memantau evakuasi yang dilakukan menggunakan crant dan buruh TPB di dermaga, Senin kemarin.
Lanjut Sardi, pihak TPB sifatnya hanya melakukan pertolongan di saat situasi emergency, kondisi peti kemas tidak layak atau tidak normal untuk dilakukan pembongkaran. Sehingga pihaknya berupaya membantu agar tidak mengganggu kapal peti kemas lainnya di dermaga TPB.
"Kebetulan hanya dua kapal yang sedang sandar. Keadaan ini memang harus dibantu karena kalau dibiarkan berlayar akan rawan dengan kondisi tumpukan peti kemas yang tidak normal," kata dia. Lanjut dia, dari informasi yang diterima pihak Temas Line, isi dalam 18 peti kemas yang jatuh bermacam-macam ada mobil dan lainnya. Selama 18 tahun dia di bidang pelayaran perkapalan peti kemas peristiwa seperti itu baru pertama kali terjadi.